Bab 2
Pembahasan
2.1. Tokoh-tokoh Islam di Turki Utsmani
Dalam kepemimpinan masa islam Turki Utsmani memiliki
banyak pemimpin, dalam kepeimpinan ini sultan yang pertama mendirikan Turki
Utsmani adalah Usman Ibn Erthogol yang selanjutnya diperintah oleh 36 sultan
keturunannya. Dari 36 Sultan ini ada empat sultan diantaranya yang paling
terkenal dalam penjarahan ke berbagai daerah yakni Muhammad II, Bayazid II,
Salim I , Silaiman II, untuk Muhammad II sendiri, beliau adalah salah satu
sultan yang paling terkenal, karena dengan gelar al-fatih (sang penakluk)
karena atas keberhasilannya menaklukan kekuatan terakhir imperium Romawi Timur
berpusat dikota Konstantinopel pada tahun 1453. Selain itu beliau juga
melanjutkan penaklukan ke Semenanjung Maura, Serbia Albania sampai ke perbatasan
Bundukia.(Ratu Suntiah,Maslani, 2014 :159)
NO
|
NAMA PENGUASA
|
AWAL MASA KEKUASAAN
|
1
|
Utsman bin Ortoghal
|
699 H/1299
|
2
|
Urkhan bin Utsman
|
726 H/1325 M
|
3
|
Murad bin Aurkhan
|
761 H/1359 M
|
4
|
Bayazid bin Murad
|
791-805H/1389-1402M
|
5
|
Muhammad I bin Bayazid
|
816 H/1413 M
|
6
|
Murad II bin Bayazid
|
824 H/1421 M
|
7
|
Muhammad II (al-Fatih)
|
855 H/1451 M
|
8
|
Bayazid bin Muhammad
|
886 H/1481 M
|
9
|
Salim I bin Bayazid
|
918 H/1512 M
|
10
|
Sulaiman (al-Qonuni) bin Salim
|
926 H/1519 M
|
11
|
Salim II bin Sulaiman
|
974 H/1566 M
|
12
|
Murad III bin Salim
|
982 H/1574 M
|
13
|
Muhammad III bin Murad
|
1003H/1594 M
|
14
|
Ahmad I bin Muhammad
|
1012 H/1603 M
|
15
|
Musthafa bin Muhammad
|
1026 H/1617 M
|
16
|
Utsman II bin Ahmad
|
1027 H/1617 M
|
17
|
Mustafa I (kali kedua)
|
1031 H/1621 M
|
18
|
Murad IV bin Ahmad
|
1032 H/1622 M
|
19
|
Ibrahim I bin Ahmad
|
1049 H/1639 M
|
20
|
Muhammad IV bin Ibrahim
|
1058 H/1648 M
|
21
|
Sulaiman II bin Ibrahim
|
1099 H/1687 M
|
22
|
Ahmad II bin Ibrahim
|
1102 H/1690M
|
23
|
Mustafa II bin Muhammad
|
1106 H/1694 M
|
24
|
Ahmad II bin Muhammad
|
1115 H/1703 M
|
25
|
Mahmud I bin Mustafa
|
1143 H/1730 M
|
26
|
Utsman III bin Mustafa
|
1168 H/1754 M
|
27
|
Mustafa III bin Ahmad
|
1171 H/1757 M
|
28
|
Hamid I bin Ahmad
|
1187 H/1173 M
|
29
|
Salim III bin Mustafa
|
1203 H/1788 M
|
30
|
Mustafa IV bin Abd. Hamid
|
1222 H/1807M
|
31
|
Mahmud II bin Abd. Hamid
|
1223 H/1807 M
|
32
|
Abd. Majid I bin Mahmud
|
1557 H/1839 M
|
33
|
Abdul Aziz bin Muhammad
|
1277 H/1860 M
|
34
|
Murad V bin Abd. Majid
|
1293 H/1876 M
|
35
|
Abd. Hamid II bin Abd. Majid
|
1293 H/1877 M
|
36
|
Muhammad Rasyad bin Abd. Majid
|
1328 H/1910 M
|
37
|
Muhammad Wahiduddin bin Abd. Majid
|
1336 H/1918 M
|
38
|
Abd. Majid bin abd. Aziz
|
1340-1342/1921-1923 M
|
2.2. Kemunduran
dan Kehancuran Turki Utsmani
Meski pada Sejarah Peradaban
Islam Turki Utsmani termasuk kedalam Negara Besar Islam namun ternyata pada
kenyataannya Turki Utsmani juga mengalami kemunduran dan kehancuran. Dalam hal
kemunduran periode kepemimpinan Sultan Salim II telah dianggap sebagai titik
permulaan keruntuhan Turki Utsmani dan berakhirnya zaman keemasannya. Dalam hal
kaitannya dikarenakan melemahkan semangat dari para prajurit Turki Utsmani
dalam melawan musuh-musuhnya dan menyebabkan banyak kekalahan dalam pertempuran
salah satunya pertempuran di Mohakez Hongaria dan dipaksa menandatangani perjanjian
Karlowitz 1699. Selain itu berikut faktor internal daneksternal kemunduran dan
kehancuran Turki Utsmani
2.2.1. Faktor
Internal
1. Wilayah kekuasaan yang terlalu luas
Perluasan wilayah yang begitu cepat
yang terjadi pada kerajaan Usmani, menyebabkan pemerintahan merasa kesulitan
dalam melakukan administrasi pemerintahan, terutama pasca pemerintahan Sultan
Sulaiman. Sehingga administrasi pemerintahan kerajaan Usmani tidak beres.
Tampaknya penguasa Turki Usmani hanya mengadakan ekspansi, tanpa mengabaikan
penataan sistem pemerintahan. Hal ini menyebabkan wilayah-wilayah yang jauh
dari pusat mudah direbut oleh musuh dan sebagian berusaha
melepaskan diri.
2.
Heterogenitas penduduk
Sebagai kerajaan besar, yang merupakan hasil ekspansi dari berbagai
kerajaan, mencakup Asia kecil, Armenia, Irak, Siria dan negara lain, maka di
kerajaan Turki terjadi heterogenitas penduduk. Dari banyaknya dan beragamnya
penduduk, maka jelaslah administrasi yang dibutuhkan juga harus memadai dan
bisa memenuhi kebutuhan hidup mereka. Akan tetapi kerajaan Usmani pasca
Sulaiman tidak memiliki administrasi pemerintahan yang bagus di tambah lagi
dengan pemimpinpemimpin yang berkuasa sangat lemah dan mempunyai perangsai yang jelek.
3. Kelemahan para penguasa
Penguasa yang tidak cakap Setelah sultan Sulaiman II
al-Qanuni. Kelemahan ini lebih disebabkan masuknya sikap hedonisme di kalangan
istana, seperti suka bermewah-mewahan, minum-minuman kras, dan wanita
penghibur, hal ini menimbulkan perselisihan dilingkungan istana.
4. Budaya Pungli
Budaya ini telah meraja lela yang mengakibatkan dekadensi
moral terutama dikalangan pejabat yang sedang memperebutkan kekuasaan (jabatan).
5. Pemberontakan-Pemberotakan Tentara Jenissari
Pemberontakan
Jenissari terjadi sebanyak empat kali yaitu pada tahun 1525 M, 1632 M,
1727 M dan 1826 M. Pada masa belakangan pihak Jenissari tidak lagi
menerapkan prinsip seleksi dan prestasi, keberadaannya didominasi oleh
keturunan dan golongan tertentu yang mengakibatkan adanya pemberontakan-pemberontakan
6. Merosotnya
Ekonomi Akibat peperangan yang terjadi
secara terus menerus maka biaya pun semakin membengkak, sementara belanja
negara pun sangat besar, sehingga perekonomian kerajaan Turki pun merosot
7.
Kurang berkembangnya ilmu pengetahuan
Ilmu dan Teknologi selalu berjalan beriringan sehingga
keduanya sangat dibutuhkan dalam kehidupan. Keraajan usmani kurang berhasil
dalam pengembagan Ilmu dan Teknologi ini karena hanya mengutamakan pengembangan
militernya. Kemajuan militer yang tidak diimbangi dengan kemajuan ilmu dan
teknologi menyebabkan kerajaan Usmani tidak sanggup menghadapi persenjataan
musuh dari Eropa yang lebih maju.
2.2.2. Faktor Eksternal
1.
Timbulnya gerakan Nasionalisme. Bangsa-bangsa yang tunduk pada kerajaan Turki
selama berkuasa mulai menyadari kelemahan Turki tersebut. Kekuasaan Turki atas
mereka bermula dari penaklukan dan penyerbuan, meskipun Turki sudah berbuat
sebaik mungkin kepada puhak yang dikuasai, namun mereka beranggapan bahwa Turki
adalah orang asing yang menaklukan mereka, ketika Turki melemah mereka langsung
melepaskan dri dari cengkrapan kekuasaan Turki.(Ratu Suntiah, Maslani,
2014:162)
2.Terjadinya
kemajuan teknologi di Barat, khususnya dalam bidang persenjataan, sementara di
Turki terjadi stagnasi ilmu pengetuan, sehingga setiap berperang melawan Eropa
Turki seslalu kalah karena masih menggunakan senjata tradisional sedangkan
Eropa sudah menggunakan senjata modern. ( Ratu Suntiah, Maslani, 2014:163)
2.3. Turki Sekarang
Turki
Utsmani runtuh pada Perang Dunia I dan berdirilah Negara Turki Modern (Republik
Turki). Suriah pun lepas dari kekuasaan Turki. Ia berada dibawah Mandat
Prancis. Namun, menurut perjanjian Prancis-Turki pada 1921, kompleks makam
Sulaiman Shah yang berada diwilayah
suriah tetap berada di bawah kekuasaan Turki, yang ditandai dengan bendera dan
tentara penjaga.
Pada 1968 ketika suriah membangun bendungan Efrat, makam
Sulaiman Shah pun dipindahkan ke tempat lain, khawatir air bendungan akan
merusak kompleks makam. Dalam perjanjian dengan suriah pada 1968, pihak Turki
menginginkan agar makam kakek buyutnya itu tetap berada di wilayah suriah. Pada
1973, makam Sulaiman Shah dipindah ke sebuah bukit yang beranjak sekitar 30 KM
dari perbatasan Turki hanya saja komleks mkam ang bru ini sangat terpencil.
Karena itu dalam perjanjian dengan suriah pada 2010, pihak Turki diperbolehkan
membangun jalan dari wilayahnya menuju kompleks makam kakek buyutnya itu. Pihak
Turki juga diperbolekan menempatkan tentara pejaga dan mengibarkan bendera.
Sejaki itu banyak umat Islam, terutama dari Turki ang beziarah ke makam
Sulaiman Shah, termasuk Abdullah Gul ketika masih menjadi presiden Turki.
Bab 3
Penutup
3.1. Simpulan
Dalam
perkembangannya Turki Ustmani memiliki tokoh-tokoh Islam yang sangat
berpengaruh dalam peradaban Islam salah satunya dengan gelar Al-Fatih yakni
Muhammad II yang berhasil memimpin prajurit dan berhasil menguasai
Konstantinopel. Namun meski Turki Utsmani merupakan negara besar islam, negara
ini juga mengalami kehancuran dan kemunduran dalam peradabannya, penyebabnya
dikarenakan dua faktor yakni internal dan eksternal. Melemahnya semangat dari
prajurit Turki merupakan salah satu faktor internal sedangkan salah satu faktor
eksternalnya yaitu peningkatan teknologi khususnya dibidang ersenjataan di
Barat saat Turki mengalami Stagnasi Ilmu Pengetahuan.
3.2.Saran
Dari sejarah peradaban Islam di Turki
kita sebagai mahasiswa hendaknya bisa belajar dari kejadian ini, ketika Turki
Utsmani meperjuangkan islam sampai dengan peperangan khendaknya kita juga mau
memperjuangkan islam meski dengan cara yang berbeda.