Jumat, 23 Desember 2016

ANALISIS HUBUNGAN INTERNAL PT INDONESIA POWER

LAPORAN OBSERVASI
PT.INDONESIA POWER
 ‘disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Hubungan Internal’
Dosen Pengampu Dyah Rahmi Astuti. S.Sos., M.Si

oleh:
Ranti Nuarita              (1154060066)

 


                        
A.    SELAYANG PANDANG PT.INDONESIA POWER

PT Indonesia Power, atau IP, adalah sebuah anak perusahaan PLN menjalankan usaha komersial pada bidang pembangkitan tenaga listrik. Saat ini Indonesia Power merupakan perusahaan pembangkitan listrik dengan daya mampu terbesar di Indonesia.
Cikal bakal perusahaan ini adalah PT Pembangkitan Tenaga Listrik Jawa-Bali I (PLN PJB I), yang didirikan pada tanggal 3 Oktober 1995 sebagai anak perusahaan PLN yang waktu itu baru saja berubah statusnya dari Perum menjadi Persero. Pada tanggal 3 Oktober 2000, PJB I berubah nama menjadi PT Indonesia Power.
Sebagai salah satu pelaku bisnis terkemuka di industri pembangkitan tanah air, Indonesia Power memandang inovasi sebagai salah satu prioritas perusahaan dalam upaya meningkatkan keandalan pembangkit-pembangkit yang dikelola dan dimilikinya. Tak hanya mengelola bsinis atau perusahaan saja, perusahaan juga telah menyusun sejumlah langkah untuk menumbuhkan semangat inovasi dalam setiap insan/karyawan Indonesia Power. Dalam proses jalannya, perusahaan yang memiliki visi “Menjadi perusahaan yang terpercaya dan tumbuh berkelanjutan ini, berusaha terus membangun kepercayaan baik publik internal maupun eksternal agar Indonesia Power dipandang sebagai perusahaan yang menyelenggarakan bisnis tenaga dan jasa yang bersahabat, andal efektif dan efisien dengan kata lain dilihat sebagai perusahaan yang memiliki citra positif baik di ranah internal maupun eksternal.
B.     HUBUNGAN INTERNAL
Dalam bukunya Handbook Of PR (2014:99) Elvinaro mengatakan bahwa, Hubungan internal adalah kegiatan PR untuk membina hubugan dengan publik internal, baik itu karyawan, manajer, top management pemegang saham dan lainnya, dengan kata lain hubungan internal merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan oleh seorang praktisi Humas (Pubic Relations) guna menjalin hubungan yang harmonis dengan publik internal. Dengan terjalinnya hubungan yang harmonis antara publik internal dengan perusahaan , maka tidak akan sulit bagi perusahaan membangun citra positif dimata para karyawannya. Selain itu jika sebuah perusahaan menjaga dengan baik hubungan internalnya maka setiap publik internalnya akan secara otomatis mengikuti apa tujuan dari perusahaa dan akhirnya tujuan pun dapat terlaksana sesuai keinginan dari perusahaan. Disini salah satu bagian dari hubungan internal seperti human relations dan media internal. Human Relations adalah hubungan manusiawi yang didalamnya tidak hanya membicarakan komunikasi saja melainkan juga mengaitkan psikologi dari manusia, selain itu juga tujuannya adalah untuk memotivasi, atau bisa dibilang adalah cara memanusiakan manusia.sementara media internal adalah salah satu bagian dari hubungan internal yang tujuannya untuk memberikan informasi dan sarana komunikasi, media internal  itu banyak sekali macamnya diantaranya dapat berupa brosur, majalah, pamplet, poster, intranet selain itu juga dapat berupa pengumuman melalui surat dan lainnya.

C.    ANALISIS HUBUNGAN INTERNAL PT. INDONESIA POWER
Indonesia Power sebagai salah satu perusahaan pembangkit tenaga listrik di Indonesia dalm praktiknya pasti ingin perusahaannya memiliki citra positif baik dimata Publik Internal maupun eksternal. Analisis saya kali ini akan membahas mengenai proses hubungan Internal yang terjadi di PT.Indonesia Power.
PT. Indonesia Power memiliki Visi menjadi perusahaan energi terpercaya dan tumbuh berkelanjutan, tentunya tidak mudah mewujudkan perusahaan yang terpercaya dan berkelanjutan, karena pada praktinya membuat sebuah perusahaan yang tetap dipercaya oleh publik internal maupun eksternal itu sulit, namun Indonesia Power dari sisi menjaga hubungan internal sangat baik karena terbukti sampai sekarang Indonesia Power dipercaya sebagai perusahaan pembangkit listrik yang dipercaya baik oleh publik internal maupun ekternal.
Banyak sekali Praktek dari PT. Indonesia Power dalam menjaga hubungan dengan Publik Internal agar tetap harmonis. PT Indonesia Power telah menerapkan komunikasi vertikal, selain itu PT Indonesia Power juga  memberikan banyak kesempatan bagi para pegawai untuk mengeluarkan apresiasinya seperti contohnya melalui Forum Karya Inovasi (FKI) PT. Indonesia Power memberikan wadah bagai para insan/karyawan dalam rangka ikut serta memberikan ide-ide untuk membudayakan inovasi-inovasi baru demi terwujudnya tujuan dari perusahaan Indonesia Power. Indonesia Power pada praktiknya tidak hanya mengendepankan prinsip Profit Oriented tapi PT Indonesia Power juga menjaga prinsip Human Relations terhadap karyawan karena menurut perusahaan Indonesia Power karyawan adalah salah satu aset yang penting bagi perusahaan. Dalam menjaga hubungan yang baik dengan publik internal PT Indonesia Power juga menerapkan prinsip-prinsip dasar yang harus dijunjung setiap insan dari perusahaan diantaranya adanya saling menghormati, pendekatan partisifatif serta menerapkan nilai-nilai seperti integritas, profesional, proaktif dan sinergi terhadap perusahaan, meski perusahaan menerapkan nilai-nilai seperti yang di sebutkan namun perusahan tidak bersikap apatis karena, sebelum diterapkannya nilai-nilai tersebut perusahan selalu melakukan perjanjian kerja bersama, serta pembagian kerja yang beraturan, tujuannya agar saat praktiknya tidak ada yang dirugikan baik perusahaan maupun karyawan dan akhirnya PT Indonesia Power bisa menciptakan keseimbangan antara profit, sosial, dan kesejahteraan karyawannya. Usaha lain yang dilakukan oleh PT.Indonesia Power dalam rangka menjaga hubungan Internal khususnya Human Relations dalam perusahaannya adanya pengaturan hak dan kewajiban karyawan, Manajer terus melakukan pengembangan dari karyawan seperti mengadakan pelatihan-elatihan untuk pengembangan inovasi dan kreativitas dari para Insan/karyawan Indonesia Power. PT. Indonesia Power juga memiliki sarana media internal perusahaan untuk menjaga hubungan baik dengan karyawan dan memberikan informasi mengenai manajemen se transfaran mungkin kepada publik internal diantaranya ada, TV Wall, Mading, dekstop, IPWN, Intranet, perpustakaan serta majalah Internal dan lainya. Pemberian Indormasi bagi para publik internal dilakukan dengan bebrapa cara salah satunya pengiriman majalah kesetiap divisi kerja, pemberitahuan e-mail, serta pemberitaan media melalui media internal yang ada. Tata kelola PT. Indonesia Power dalam menjaga hubungan yang harmonis dengan publik internal tidak hanya yang dikemukakan diatas masih banyak lagi pendekatan-pendekatan yang dilakukan perusahaan seperti adanya Coffe Morning yang dilakukan Direksi dengan pegawai yang dilakukan setiap satu bulan sekali, Family Gattering setiap dua tahun sekali yang tujuannya untuk mengikat hubungan emosional antara perusahaan dengan karyawan, menjaga komunikasi, memperbayak relasi, serta menjalin hubungan yang harmonis pastinya antara perusahaan dengan karyawan. Selain itu, ada pula pengadaan fasilitas yang memadai seperti bisnis center, lapangan tenis, serta olahraga lainnya  seperti senam pagi setiap hari minggu untuk semua insan perusahaan.  Selain itu juga, untuk menghargai hasil kerja keras karyawan  perusahaan selalu memberikan reward bagi insan PT Indonesia Power yang memberikan inovasi serta kreativitas yang baru dan bermanfaat bagi perusahaan.
Dilihat dari beberapa fakta dan data kita bisa tahu kalau proses hubungan internal yang dijalin oleh PT Indonesia Power sangat baik dari penerapan teori serta praktiknya sangat sesuai seperti adanya fasilitas-fasilitas media internal, penerapan Human relations pada karyawan, serta para insan dari PT Indonesia Power semuanya diajak untuk ikut berkontribusi terhadap perusahaan, komunikasi organisasi yang terjalin dengan baik,  adanya two way communications antara direksi dengan pegawai adanya  pengertian di antara seluruh komponen organisasi. Serta PT. Indonesia Power  melaksanakan komunikasi dengan baik, dan  akhirnya semua rencana, intruksi, sasaran, dan motivasi sesuai dengan tujuan awal dari perusahaan.
PT.Indonesia Power dalam pelaksanaan hubungan Internal tidaklah mudah karena seperti yang kita tau bahwa menyamakan persepsi dan juga menyatukan otak manusia menjadi satu tujuan itu merupakan salah satu hal yang sulit, untuk mengurangi kesulitan dalam mengurus internal perusahan  PT Indonesia Power juga menggunakan prinsip 4 Step Of PR dalam perusahaan diantaranya
1.      Fact Finding
PT Indonesia Power dalam praktik kehumasan menerapkan Fact Finding yakni pengumpulan data dan fakta dari para publik internal mengenai proses dari kerja perusahaan yang berdampak pada keberlangsungan PT Indonesia Power, diantaranya dengan cara melakukan survei setiap tahun mengenai kepusaan dari publik internal terhadap perusahaan. misalkan Publik Internalnya karyawan, manajemen mendengarkan argumentasi serta pendapat dari para karyawan mengenai apa yang diinginkankan karyawan, apa saja tuntutan dari karyawan dan menyelaraskannya dengan tujuan perusahaan agar baik perusahaan maupun karyawan dapat sama-sama di untungkan dan tujuan perusahaan tercapai dengan baik .
2.      Planning
 Disini PT Indonesia Power melakukan rencana-rencana yang untuk kelanjutan perusahan kedepan agar visi dari perusahaan yang ingein menjadi perusahaan yang terpercaya dan berkelanjutan dapat terwujud dan tidak hanya coretan di kertas saja, salah satu contohnya unruk meningkatkan inovasi-inovasi dari insan Indonesia Power, perusahaan berencana mengadakan pelatihan-pelatihan dan workshop, serta mengembangkan potensi-potensi dari insan PT. Indonesia Power.
3.      Communicating
Pelaksanaan program dari PT Indoneisa Power sehingga dapat mempengaruhi sikap Dari karyawan  yang kemudian mendorong dan mengikuti rencana dari PT Indonesia Power Sendiri , Dalam rangka penyebaran informasi mengenai rencana-rencana  diadakannya Family Gattering di Indonesia Power adalah salah satu cara dari  Direksi mengkomunikasikan pada manajer setiap divisi mengenai rencana-rencana dari perusahaan dan manajer mengkomunikasikan kepada karyawan mengenai rencana-rencana perusahaan tersebut. Serta memberikan arahan pada saat rapat koordinasi di perusahaan.
4.      Evaluating
Disini bagian humas dari PT Indonesia Power Memantau atau memonitoring dari rencana- rencana yang sudah dilaksanakan, evaluasi ini menjadi indikator atau parameter yang dapat menentukan untuk rencana-rencana selanjutnya demi keberlangsungan perusahaan/ PT Indonesia Power kedepan.  
D.    SIMPULAN
Dari hasil observasi kami di PT. Indonesia Power, dapat ditarik kesimpulan bahwa pada praktiknya PT. Indonesia Power sudah melakukan Hubungan Internal terhadap publik internalnya dengan baik sekali karena salah satu buktinya adalah adanya kegiatan hubungan internal yang dilakukan diperusahaan tersebut yakni Human relations serta media Internal. Hubungan internal ini juga berdampak baik bagi perusahaan karena berdasarkan hasil observasi salah satu publik internal perusahaan khususnya karyawan merasa puas dengan perlakuan perusahaan, karena pada prakteknya perushaan tidak hanya mementingkan aspek materi (uang) namun perusahaan juga mementingkan aspek rohaniah dan jasmaniah karyawannya. Perusahaan juga tidak hanya melakukan komunikasi vertikal saja namun juga melakukan komunikasi horizontal, sehingga publik internal khususnya karyawan disana merasa bahwa adanya mereka di perusahaan PT. Indonesia Power  itu diperlakukan memang layaknya manusia dan layaknya aset penting dari perusahaan. Hubungan yang dilakukan oleh PT.Indonesia Power terhadap karyawannya sudah masuk atau memenuhi syarat dari kegiatan Hubungan Internal.
DAFTAR PUSTAKA

Ardianto, Elvinaro.2014. Handbook Of PR. Bandung.Rosdakarya

Senin, 12 Desember 2016

HUBUNGAN INTERNAL ANALISIS MEDIA INTERNAL

OLEH : RANTI NUARITA

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Hubungan Internal adalah kegiatan Public Relations atau (PR) yang tujuannya untuk membina hubungan dengan public internal, seperti karyawan, manajer, top management serta pemegang saham. Salah satu bagian atau kegiatan dari hubungan Internal adalah media internal, media internal  itu banyak sekali macamnya diantaranya dapat berupa brosur, majalah, pamplet, poster, selain itu juga dapat berupa pengumuman melalui surat atau media elektronik dan lainnya.
Badan Perpustakaan Umum Daerah (BAPUSIPDA) Provinsi Jawa Barat merupakan sebuah Institusi pemerintahan yang bergerak dibidang perpustakaan dan kearsipan daerah yang mencakup Provinsi Jawa Brat, sebagai sebuah Institusi pemerintah yang memiliki jangkauan yang luas maka karyawan atau pegawai dari BAPUSIPDA itu sendiri tergolong cukup banyak, karena itu penting bagi organisasi pemerintah ini menerapkan hubungan Internal di institusinya.salah satu upaya dari BAPUSIPDA untuk menjaga hubungan yang baik dengan karyawannya adalah menggunakan media internal dari BAPUSIPDA itu sendiri.
1.2.Rumusan Masalah
Media Internal apa yang ada dan digunakan  di BAPUSIPDA ?

1.3.Pertanyaan Masalah
1.      Bagaimana Fact Finding/Analisis Situasi Pembuatan Media Internal Humas BAPUSIPDA?
2.      Bagaimana Planning and Programming Media Internal Humas BAPUSIPDA?
3.      Bagaimana Proses Communicating and Actuating Media Internal oleh Humas BAPUSIPDA?
4.      Bagaimana proses Evaluating Media Internal Humas BAPUSIPDA?

1.4. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuannya adalah sebagai berikut:
1.   Untuk mengetahui Fact Finding/Analisis Situasi Pembuatan Media Internal Humas BAPUSIPDA?
2.   Untuk mengetahui Planning and Programming Media Internal Humas BAPUSIPDA?
3.   Untuk mengetahui Proses Communicating and Actuating Media Internal oleh Humas BAPUSIPDA?
4.   Untuk mengetahui proses Evaluating Media Internal Humas BAPUSIPDA?

1.5. Lokasi Observasi
BAPUSIPDA Provinsi Jawa Barat
Jl. Kawaluyaan Indah II No. 4, Bandung, Kota Bandung, Jawa Barat 40285.

1.6.Narasumber
Pada Penelitian ini kami mendapatkan narasumber Wakil Kepala Bidang Humas Bapusipda yakni Bapak Agus Sulistyono








BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Pustaka
Berdasarkan judul penelitian oleh tim penulis mengenai “Hubungan Internal Analisis Media Internal di Bapusipda” maka diperlukan penjelasan mengenai hubungan internal, media internal, Four Step Public Relations serta selayang pandang mengenai BAPUSIPDA.
2.1.1. Pengertian Hubungan Internal
Hubungan Internal adalah bagian khusus dari PR (Public Relations) yang membangun dan mempertahankan hubungan yang baik dan saling bermanfaat antara para petinggi organisasi atau perusahaan dengan karyawan tempat organisasi menggantungkan kesuksesan.
Hubungan Internal ( Internal Relations) adalah kegiatan Public Relations (PR) untuk membina hubungan dengan publik internal, seperti karyawan, para manajer, top management, dan para pemegang saham (stockholders) agar citra dan reputasi organisasi atau perusahaan tetap posistif dimata pubik interal. (Elvinaro, 2014:99).
       Hubungan internal dalam sebuah organisasi ataupun perusahaan berfungsi untuk mengomunikasikan berbagai berita, pelatihan, dan topik penting lainnya kepada karyawan. Kegiatan hubungan internal uga berupaya untuk tetap memelihara budaya dari sebuah organisasi atau perusahaan agar dapat membentuk senses of belonging (rasa memiliki) dan sense of responsibility publik internalpada organisasi atau perusahaan.
       Hubungan Internal ini penting dan diperlukan karena dalam sebuah perusahaan publik internal khususnya karyawan adalah sebuah aset yang penting bagi institusi atau perusahaan karena tanpa adanya pegawai atau karyawan tujuan dari perusahaan tidak akan tercapai, Hubungan internal juga memiliki dua macam yaitu hubungan internal vertikal dan hubungan internal horizontal. Hubungan internal-vertikal, yaitu hubungan yang terjalin antara atasan dengan bawahan atau antara atasan dengan para stafnya. Contoh: hubungan antara direktur dengan karyawannya. Sementara Hubungan internal-horizontal, yaitu hubungan kerja resmi di dalam suatu organisasi atau perusahaan, yang terjadi secara mendatar atau sejajar atau yang mempunyai kedudukan setingkat atau satu level. Contoh: hubungan antara kepala bagian keuangan dengan kepala bagian personalia, hubungan sesama karyawan. Salah satu kegiatan hubungan internal diantaranya ada media Internal, human relations dan lainnya
2.1.2. Pengertian Media Internal
       Media internal ini merupakan sarana komunikasi efektif yang mampu mengelola sumber daya yang ada dalam perusahaan. Artinya, melalui media ini PRO berupaya untuk membina hubungan komunikasi masyarakat internal dengan menjadi corong informasi para karyawan kepada pihak perusahaan atau mampu bertindak sebagai mediator dari perusahaan (pimpinan) terhadap karyawannya (Ruslan 2014 : 266).
       Media internal ini diperlukan untuk pencapaian citra positif dan dukungan opini publik. Bentuk media ini bisa bermacam-macam misalnya, House Journal, buletin, majalah, surat kabar, news letter, koran dinding perusahaan atau intranet yang saat ini sudah banyak digunakan oleh perusahaan - perusahaan besar. Media internal ini termasuk ke dalam golongan media terkontrol karena perusahaan dapat menangani secara langsung pemberitaan yang dimuat. Pada dasarnya, isi media ini sama dengan media komersial, hanya bedanya terletak kepada menyangkut pembaca yang terbatas, tidak berbentuk massa (umum), segmentasi publik pembacanya lebih khusus yaitu sesuai dengan target publik perusahaan (dalam hal ini internal perusahaan) serta isi media yang terkontrol.
       Rosady Ruslan menjelaskan bahwa media internal berfungsi sebagai media hubungan komunikasi dengan publik internal dan eksternal dalam upaya pencapaian pesan-pesan perusahaan kepada pemilik (shareholder), khalayak terkait (stakeholder) mengenai aktivitas perusahaan, manfaat produk, barang dan jasa. Selain itu, media internal, menurutnya bisa dijadikan sebagai ajang komunikasi antar karyawan. Media internal menjadi sarana untuk memberitakan berbagai perkembangan perusahaan atau instansi dan juga mampu menjadi sarana menambah pengetahuan, memacu kinerja dan menumbuhkan semangat kebersamaan. Peran media internal menjadi sangat penting karena melalui media inilah antar karyawan maupun antara karyawan dan manajemen dapatberinteraksi, dapat menyamakan pandangan dan harapan terhadap perusahaan.  
2.1.3 Pengertian Four Step Public Relations
Scott M. Cutlip & Allen H. Center (Prentice-Hall,Inc.1982:123) menyatakan bahwa proses perencanaan program kerjanya melalui “proses empat tahapan atau langkah-langkah pokok” yang menjadi landasan acuan untuk pelaksanaan program kerja kehumasan adalah sebagai  berikut :
1.      Penelitian dan mendengarkan (Research – Listening)
Dalam tahap ini, penelitian yang dilakukan berkaitan dengan opini, sikap dan reaksi dari mereka yang berkepentingan dengan aksi dan kebijaksanaan-kebijaksanaan suatu organisasi. Setelah itu bru dilakukan pengevaluasian fakta-fakta, dan informasi yang masuk untuk menentukan keputusan berikutnya. Pada tahap ini akan ditetapkan suatu fakta dan informasi yang berkaitan langsung dengan kepentingan organisasi, yaitu What’s our problem (Apa yang menjadi problem/masalah kita).
2.      Perencanaan dan mengambil keputusan (Planning – Decision)
Dalam tahap ini sikap, opini, ide-ide, dan reaksi yang berkaitan dengan kebijaksanaan serta penetapan program kerja organisasi yang sejalan dengan kepentingan atau keinginan pihak yang berkepentingan mulai diberikan : Here’s what we can do? (Apa yang dapat kita kerjakan).
3.      Mengkomunikasikan dan pelaksanaan (Communication – Action)
Dalam tahap ini informasi yang berkenaan dengan lankah-langkah yang akan dilakukan dijelaskan sehingga mampu menimbulkan kesan-kesan yang secara efektif dapat mempengaruhi pihak-pihak yang dianggap penting dan berpotensi untuk memberikan dukungan sepenuhnya: Here’s what we did and why? (Apa yang telah kita lakukan dan mengapa begitu)
4.      Mengevaluasi (Evaluation)
Pada tahapan ini, pihak public realations atau humas mengadakan penilaian pada hasil-hasil dari program-program kerja atau aktivitas humas yang telah dilaksanakan. Termasuk mengevaluasi keefektivitasan dari teknik-teknik manajemen dan komunikasi yang telah dipergunakan : How did we do (Bagaimana yang telah kita lakukan). (Ruslan, 2014:148-149)
2.1.4. Selayang Pandang BAPUSIPDA
Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi Jawa Barat (BAPUSIPDA) terbentuk dengan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 22 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Lembaga Teknis Daerah Dan Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Jawa Barat. Berdasarkan PERDA tersebut, BAPUSIPDA terbentuk sebagai gabungan dari 2 (dua) badan, yaitu Badan Perpustakaan Daerah (BAPUSDA) dan Badan Kearsipan Daerah (BASIPDA). Pada awal terbentuknya, Badan Perpustakaan dan kearsipan Daerah Provinsi Jawa Barat (Bapusipda) merupakan salah satu Instansi yang erada dibawah kendali Pemerintah Provinsi Jawa barat yang memiliki Visi "Perpustakaan Mencerdaskan Masyarakat dan Kearsipan Pilar Akuntabilitas" Adapun Misinya sebagai berikut
1.Mewujudkan pembudayaan kegemaran membaca masyarakat;
2.Menyediakan arsip sebagai bahan bukti autentik penyelenggaraan pemerintahan daerah dan sumber informasi publik;
3.Mengembangkan dan melestarikan bahan perpustakaan dan arsip untuk kepentingan IPTEK;
4.Meningkatkan pembinaan perpustakaan dan kearsipan;
5.Meningkatkan pelayanan perpustakaan dan kearsipan berbasis TIK. (Bapusipda.2014/ Selayang Pandang Bapusipda./bapusipda.jabarprov.go.id /diakses tanggal 11 November 2016)

  
BAB 3
PEMBAHASAN
BAPUSIPDA sebagai salah satu instansi Pemerintah yang bergerak di bidang perpustakaan dan kearsipan cakupan Jawa Barat dalam praktinya memiliki pegawai yang cukup banyak karena cakupan dari BAPUSIPDA sendiri adalah seluas Jawa Barat. Dalam praktinya Instansi ini juga memiliki tim Humas tersendiri dimana Humas disini berperan sebagai komunikator antara Instansi dengan publik-publiknya baik Internal maupun eksternal.
BAPUSIPDA dalam menjaga hubungan baik dengan publik Internalnya salah satu praktinya yaitu membangun Hubungan Internal, dalam praktinya pun banyak sekali upaya-upaya BAPUSIPDA dalam menjaga hubungan Internal antara instansi dan karyawannya, seperti human relations, serta adanya media Internal di Instansi sendiri.
BAPUSIPDA memiliki banyak media Internal diantaranya ada media cetak dan media online, media cetak diantaranya ada majalah, pamlet dan brosur serta surat. Sementara untuk media online BAPUSIPDA memiiki web resmi mereka yaitu (bapusipda.jabarprov.go.id)
“Adanya media internal di BAPUSIPDA bertujuan untuk menyalurkan informasi kepada para pegawai, tidak hanya itu didalam media internal kami juga ada penjelasan mengenai seluk beluk atau segala sesuatu tentang BAPUSIPDA, kalau dalam majalah itu misalkan ada juga kolom kerja mengenai pegawai didalamnya itu sering dimuat mengenai tanggung jawab, hak dan kewajiban pegawai, agar dalam implementasian kerjanya pegawai dapat sesuai dengan kebijakan instansi” (Hasil wawancara melalui Ka. urusan humas Agus Sulistyono , 01 November 2016)
Pengoperasionalan media internal di BAPUSIPDA melalui banyak cara seperti untuk majalah internal, brosur itu dibagikan kesetiap pegawai sementara untuk media online itu para pegawai diberitahu alamat web yang bersangkutan.
1.1.   Fact Finding/Analisis Situasi Pembuatan Media Internal Humas BAPUSIPDA
Humas BAPUSIPDA sebelum membuat media Internal tentunya tim dari para pembuat media Internal sendiri melakukan analisis situasi terhadap instansinya salah satunya yang pertama dilakukan oleh tim humas BAPUSIPDA adalah mengetahui  latar belakang instansi, seperti visi dan misi dari BAPUSIPDA sendiri agar setiap hal yang di muat dalam media internal itu mengandung unsur dari visi dan misi dari BAPUSIPDA. Selain itu juga melakukan pengumpulan data seperti meminta masukan-masukan dari instansi atau pegawai tentang apa saja bahasan yang baik untuk media Internal BAPUSIPDA.
3.2. Planning and Programming Media Internal Humas BAPUSIPDA
            Humas BAPUSIPDA dalam membuat media internal pun melakukan tahapan perencanaan atau planning. Disini Humas BAPUSIPDA dalam membuat media internal melihat terlebih dahulu sasaran dari media internal tersebut menurut ka.humas BAPUSIPDA Agus Sulistyo mengatakan adanya media internal disini diharapkan sasarannya tidak hanya untuk instansi saja melainkan juga mencakup pegawai salah satunya dalam majalah terdapat kolom mengenai pegawai yang didalamnya seperti mengatur etika pegawai proses-proses kerja pegawai dan hal-hal yang mencakup kepegawaian lainnya. Namun dari penjelasan kabag humas mengatakan cakupan dari media internal BAPUSIPDA tidak hanya mencakup pegawai BAPUSIPDA pusat saja namn juga mencakup BAPUSIPDA se tingkat Jawa Barat dan BAPUSIPDA pusat yang ada di Bandung itu merupakan pusat pengendalian dari BAPUSIPDA se Jawa Barat. Sehingga dalam praktiknya media internal harus bisa mencakup sasaran yakni publik internal BAPUSIPDA baik yang di pusat tepatnya Bandung maupun daerah Jawa Barat lainnya, yang akhirnya dengan fakta seperti itu membuat BAPUSIDA pusat dalam praktiknya memiliki rencana untuk terus update mengenai keadaan instansinya di media online agar cakupannya menjadi lebih luas.
3.3. Communicating/Actuating Media Internal Humas BAPUSIPDA
Pada praktiknya dalam instansi Humas BAPUSIPDA juga mengkomunikasikan setiap rencana-rencana atau kebijakan dari instansi kepada pegawai atau karyawannya. Cara pengoperasionalan atau pengkomunikasian yang dilakukan oleh Humas adalah ada untuk majalah internal atau brosur misalkan Humas BAPUSIPDA melakukannya dengan membagikan kepada setiap karyawan atau pegawai hal ini bertujuan agar setiap pegawai atau karyawan tidak ketinggalan informasi dankebijakan-kebijakan baru dari instansinya sendiri, selain itu juga untuk menambah pengetahuan-pengetahuan baru selalu diadakan rapat internal tahunan yang biasanya dilakukan diakhir tahun. Selain itu agar tingkah lakupegawai sesuai dengan kebijakan instansi BAPUSIPDA humas BAPUSIPDA menggunakan salah satunya pamplet misalkan adanya tentang budaya-budaya yang harus dibiasakan oleh pegawai, pengkomunikasian ini dilakukan agar pada praktik kerjanya pegawai bisa melaksanakan tugasnya sesuai kebijakan instansi dan instansi juga bisa memberikan kebutuhan yang perlukan oleh pegawai, sehingga berdampak positif bagi kedua belah pihak.
3.4. Evaluating Media Internal Humas BAPUSIPDA
Tahap terakhir yang dilakukan oleh BAPUSIPDA dalam mengelola media internalnya yaitu tahap evalusi menurut kabag Humas Agus Sulistyo mengatakan tahapan evalusi disini bertujuan meninajau kembali apakah media yang digunakan sudah efektif dan efisien dalam praktinya. Pada tahap evaluasi ini salah satunya adalah melakukan quisioner kepada para pengunjung BAPUSIPDA mengenai kinerja karyawan BAPUSIPDA dan juga mengenai BAPUSIPDA itu sendiri. Apabila hasilnya bagus itu berarti pengkomunikasian media internal misalkan yang berisi etika dan tanggung jawab karyawan itu sudah efektif dan sebaliknya apabila hasil quisioner menunjukan hasil yang kurang baik berarti pengkomunikasian atau media internal saat itu kurang efektif. Evaluasi lain yang dilakukan melauli survei pegawai mengenai kebijakan dari instansi. Evalusi ini diperlukan untuk menjadi bahan kedepannya akan seperti apa isi dari media internal dan akan seperti apa pengkomunikasian yang baik agar tercapainya tujuan instansi menjadi lebih efektif dan efisien.
BAB 4
PENUTUP
4.1.  Simpulan
Hubungan Internal merupakan salah satu dari kegiatan Humas dalam menjaga hubungan yang harmonis dengan publik internal, demi tercapainya citra positif instansi atau perusahaan dimata publik internalnya. Bapusipda sebagai sebuah instansi yang berada dibawah naungan pemerintah, dalam praktiknya memiliki pegawai yang cukup banyak mengingat cakupan dari BAPUSIPDA adalah Provinsi Jawa Barat. Hal ini juga menjadi salah satu alasan dari BAPUSIPDA khususnya bidang humas menerapkan Hubungan Internal salah satunya media internal, media internal yang ada seperti majalah internal, brosur, pamplet dan media online.
Humas BAPUSIPDA sebelum mencetak media online terlebih dahulu melakukan salah satu strateg PR yakni Fact Finding disini pihak humas mengumpulkan data dan fakta mengenai instansi dan pegawainya hal ini bertujuan agar saat membuat media internal isi dari medianya tidak hanya berfokus kepada instansi saja melainkan juga mengandung unsur yag berguna untuk karyawan,
Dalam tahap Perencanaan disini humas BAPUSIPDA melihat sasaran dari media internal yang dibuat, mengingat BAPUSIPDA cakupannya juga setingkat Provinsi Jawa Barat sehingga dalam membuat media internal BAPUSIPDA tidak hanya mencakup pusat saja. Selain itu dalam tahap perencanaan humas BAPUSIPDA juga mengacu pada data dan fakta yang ada sehingga saat membuat media internal isi dari media tersbut dapat bermanfaat baik bagi instansi maupun pegawai.
Selanjutnya ada tahapan pengkomunikasian dari BAPUSIPDA pada tahappihak humas BAPUSIPDA lebih menyebitnya dengan tahap pengoperasionalan dari media internal tersebut, disini pengoperasionalan dari media internal misalkan majalah internal itu dibagikan kepada para karyawan.
Tahap terakhir yakni evalusi, disini humas BAPUSIPDA melakukan survei kepada karyawan seperti dengan membuat quisioner dan mengadakan rapat tahunann mengenai kinerja dan kebijakan.
4.2.   Saran
Dalam praktik kerja PR seharusnya seorang humas harus bisa menerapkan teori sesuai praktik seperti yang dilakukan oleh humas BAPUSIPDA, khusunya dalam bidang media internal seorang humas harus ahli menganalisis keadaan perusahaan atau orgaisasinya selain itu seorang humas juga harus memiliki keterampilan atau kreativitas agar dapat membuat medi internal yang baik serta berguna bagi publik internal dan organisasinya.
Selain itu, dari penelitian yang telah dilakukan, kami menyarankan untuk:
1. Melakukan kembali penelitian tentang media internal di BAPUSIPDA secara lebih mendalam
2. Mencari beberapa sumber data mengenai penjelasan media internal itu sendiri agar dapat menambah wawasan mengenai media internal.



Senin, 28 November 2016

TEORI JARINGAN DAN KENDALI ORGANISASI

Bab 1
Pendahuluan
1.1.  Latar Belakang
Teori jaringan atau network didefinisikan sebagai (struktur social yang diciptakan melalui komunikasi diantara sejumlah individu dan kelompok). Ketika orang berkomunikasi dengan orang lain,maka terciptalah hubungan (link) yang merupakan garis-garis komunikasi dalam organisasi. Sebagian dari hubungan itu merupakan jaringan formal yang dibentuk oleh aturan-aturan organisasi,seperti struktur organisasi sebagaimana dikemukakan oleh Weber sebelumnya. (Morrisan. 2013: 50 )
Kita biasanya turut serta membuat jaringan informal melalui teguh sapa yang kita lakukan terhadap rekan kerja atau kantor, menjawab telepon yang bordering atau menulis pesan melalui memo kantor. Dewasa ini, kemampuan untuk membangun hubungan atau link semakin meningkat dengan kehadiran teknologi pesan singkat (sms) melalui telepon genggam atau email melalui internet. Dengan kata lain, hubungan tidak terbentuk hanya melalui tatap muka secara fisik,tetapi juga melalui sarana non fisik. Dengan demikian, hubungan atau relationship terbentuk melalui komunikasi antar anggota organisasi secara terus menerus , dan tentu saja tidaklah mudah mencatat setiap hubungan yang terjadi. Kajian ini menjadi sangat enting dalam komunikasi organisasi karena terkait dengan hubungan yang terjadi dalam organisasi.
1.2.  Rumusan Masalah
1.Apa yang dimaksud Teori Jaringan Organisasi dan Teori Kendali Organisasi?
2. Bagaimana Fungsi dari Teori jaringan dan teori Kendali Organisasi?
1.3. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Apa yang dimaksud Teori Jaringan Organisasi dan  Teori Kendali Organisasi
2. Untuk mengetahui bagaimana Fungsi dari Teori jaringan dan teori Kendali Organisasi
1.4. Manfaat
1. Agar menambah pengetahuan Mahasiswa mengenai Teori-teori Komunikasi khususnya dalam bidang komunikasi organisasi yang berkonsentrasi pada bidang Jarngan organisasi dan kendali organisasi.











Bab 2
Pembahasan
2.1.Pengertian Teori Jaringan (Peter R.Monge, Noshir.S.Contraktor )
Jaringan (network) adalah sebuah sistem operasi yang terdiri atas sejumlah komputer dan perangkat jaringan lainnya yang bekerja bersama-sama untuk mencapai suatu tujuam yang sama atau suatu jaringan kerja yang terdiri dari titik-titik (nodes) yang terhubung satu sama lain, dengan atau tanpa kabel. (Defani, 2016:8)
Sementara Organisasi adalah Organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan manajer mengejar tujuan bersama. Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama. Organisasi merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih
Jaringan atau network didefinisikan sebagai social cultures created by communication among individuals and groups (struktur sosial yang diciptakan melalui komunikasi diantara sejumlah individu dan kelompok). Ketika orang berkomunikasi dengan orang lain, maka terciptalah hubungan (link) yang merupakan garis-garis komunikasi dalam organisasi. Sebagian dari hubungan itu merupakan jaringan formal (formal network) yang dibentuk oleh aturan-aturan organisasi seperti struktur organisasi. Namun jaringan itu hanya mencakup hanya sebagian dari struktur yang terdapat dalam organisasi. Saluran komunikasi nonformal yang terbentuk melalui kontak atau interaksi yang terjadi diantara anggota organisasi setiap harinya.
Gagasan dasar yang penting mengenai Jaringan adalah “keterhubungan” atau keterkaitan (connectedness) yaitu ide bahwa terdapat jalur komunikasi yang relatif stabil antara individu-individu anggota organisasi, Teori jaringan ini berhubungan dengan komunikasi organisasi atau merupakan sub dari komunikasi organisasi, karena pada hakikatnya para individu yang saling berkomunikasi satu sama lain akan saling terhubung dalam kelompok-kelompok yang pada akhirnya akan membetuk jaringan keseluruhan (Morrisan:2013,50)
Jaringan yang biasanya terbentuk pada saat berkomunikasi adalah tegur sapa, menjawab telepon yang berdering, atau menulis pesan melalui memo di kantor, dan sebagainya. Dewasa ini kemampuan untuk membangun hubungan atau link semakin meningkat dengan menggunakan teknologi pesan singkat (SMS), telepon genggam, atau e-mail melalui internet. Dengan kata lain, hubungan tidak hanya terbentuk melalui tatap muka secara fisik, tetapi juga melalui sarana nonfisik. Dengan demikian, hubungan relationship terbentuk melalui komunikasi antar anggota organisasi secara terus menerus dan berkelanjutan sehingga dapat dengan mudah dipantau.gagasan dasar yang sangat penting mengenai jaringan adalah ‘keterhubungan' atau ‘keterkaitan' (connectedness) yaitu ide bahwa terdapat jalur komunikasi yang relatif stabil diantara individu-individu dalam organisasi dan kelompok. Para individu yang saling berkomunikasi antar satu sama lain akan terhubung bersama-sama dalam kelompok-kelompok yang pada gilirannya kelompok-kelompok itu akan saling berhubungan membentuk jaringan keseluruhan.
Jaringan dalam kelompok (group network) terbentuk karena individu cenderung berkomunikasi lebih sering dengan anggota organisasi tertentu lainnya. Organisasi pada dasarnya terbentuk dari kelompok-kelompok yang lebih kecil yang terhubung bersama-sama dalam kelompok-kelompok yang lebih besar dalam jaringan organisasi (organizational network). Skema sederhana gambaran suatu jaringan antara lain adalah :
Jika menganalisis jaringan, maka beberapa hal yang akan terlihat adalah :
  • Cara-cara setiap dua orang berinteraksi atau berhubungan yang disebut dengan analisis dyad.
  • Bagaimana setiap tiga orang saling berinteraksi, yang disebut dengan analisis triad.
  • Dapat pula melakukan analisis kelompok dan bagaimana kelompok kemudian terbagi menjadi beberapa kelompok.
  • Akhirnya cara-cara bagaimana berbagai kelompok itu saling berhubungan satu sama lain dalan suatu jaringan global (global network)
Dari hasil dan pemaparan analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa menurut teori jaringan unit organisasi paling dasar, adalah hubungan di antara dua orang.. Selanjutnya dalam sistem organisasi terdiri atas hubungan yang tak terhitung jumlahnyanyayang membentuk-kelompok-kelompok yang terhubung dengan organisasi.
Hubungan juga dapat menentukan peran jaringan (network role) tertentu yang berarti bahwa anggota menghubungkan beberapa kelompok dalam cara-cara tertentu. Ketika anggota organisasi berkomunikasi satu sama lain, mereka melaksanakan atau memenuhi berbagai peran dalam hubungannya dengan jaringan terdiri atas beberapa peran sebagai jembatan, penghubung, dan pemisah.
Suatu jaringan juga dapat dicirikan dengan sejumlah kualitas yang dimilikinya. Ada beberapa variable yang terkait dengan keterhubungan dengan beberapa individu dalam jaringan, yakni :
2.1.1 Fungsi
Suatu organisasi tidak pernah berdiri atas hanya satu jaringan, tetapi memiliki banyak jaringan yang selalu tumpang tindih. Namun walaupun sebagian jaringan bersifat multifungsi, (multiplex), tetapi jaringan pada umumnya lebih terkonsentrasi dan terfokus pada satu fungsi tersebut dibandingkan fungsi lainnya. Seperti jaringan persahabatan atau afiliasi (misalnya organisasi pecinta alam), jaringan informasi, jaringan produksi, dan jaringan inovasi.

 2.1.2 Tingkat keterhubungan
          Kualitas lain adalah keterhubungan (connectedness), yaitu rasio antara hubungsn ysng sebenarnya dengan kemungkinan hubungsn. Jaringan yang memiliki keterhubungsn tinggi adalah jaringan yang tinggi adalah jaringan yang kuat dan dekat.
2.1.3. Sentralitas dan desentralitas
Sifat lain jaringan adalah sentralitas atau derajat keterhubungan antara individu dan kelompok. Organisasi sangat sentralitis memiliki garis keterhubungan dimulai dari kelompok hingga kesejumlah pusat hubungan. Sistem terdesentralisasi (penyerahan kewenangan )memiliki keterhubungan yang lebih besar diantara para anggota secara keseluruhan dan tidak ada kelompok yang mengontrol hubungan tersebut.
Hubungan dan jaringan juga dapat dicirikan melalui sejumlah kualitas lain yang dimilikinya, yaitu seperti berikut ini :
  • Ada kalanya suatu hubungan bersifat ekslusif, tetapi umumnya hubungan bersifat terbuka atau inklusif
  • Konsep lain adalah sentralitas atau sentrality, yang menunjukkan seberapa luas terhubung dengan orang lain
  • Hubungan juga sangat beragam dalam hal frekuensi dan stabilitasnya, yaitu sebarapa sering hubungan itu terjadi dan seberapa besar hubungan itu dapat diperjkirakan atau diprediksi
  • Hubungan juga dapat ditinjau dari ukurannya, yaitu banyak sedikitnya sejumlah anggota. Pada intinya peneliti jaringan harus melihat berbagai variable yang terkait dengan keterhubungan berbagai individu dalam jaringan.

Terdapat cukup banyak pemikiran yang membahas cara-cara jaringan berfungsi dalam organisasi. Misalnya jaringan dapat :
  • Mengontrol aliran informasi
  • Menyatukan orang-orang dengan kepentingan yang sama
  • Membangun interpretasi yang sama
  • Mendorong pengaruh sosial
  • Memungkinkan terjadinya tukar menukar sumber daya
James Taylor menunjukkan bagaimana koorientasi terbentuk untuk menciptakan kesepakatan organisasi. Pada saat yang sama, interaksi akan mengatur dirinya ke dalam garis-garis komunikasi dan juga pengaruh yang menyebar pada organisasi sebagaimana yang dikemukakan teori jaringan.
Dengan demikian teori Jaringan memberikan gambaran mengenai organisasi, atau lebih tepatnya memberikan berbagai gambarandan menjelaskan salah satu fungsi organisasi Karl Weick memberikan suatu pandangan dari mikro, intreaksi bolak- balik, respons ntuk mencapai  kejelaan memnentukan segala sesuatu.( Morrisan, 2013: 53)
2.2. Teori Kendali Organisasi (Philip Tomkins dan George Cheny )
Philip Tomkins dan George Cheny mengajukan gagasan segar dan bermanfaat terhadap komunikasi organisasi melalui teori mengenai pengawasan atau kontrol organisasi yang berada dalam tradisi sosiokultural. Salah satu perhatian tradisi sosiokultural terhadap organisasi adalah mengrnai struktur dan bentuk organisasi. Menurut tradisi ini, percakapan yang kita lakukan dalam organisasi menciptakan berbagai panduan atau pengertian bersama terhadap struktur organisasi dimungkinkan terjadi melalui struktur makna yang lebih dalam yang muncul dalam percakapan.Percakapan memberikan suatu rasa atau karakter kepada organisasi sepanjang waktu yang membedakannya dari organisasi lainnya. Karakter atau sifat organisasi sering kali disebut dengan budaya organisasi yang terdiri dari berbagai aturan bersama, norma, milai dan tindakan yang bisa digunakan dan diterima dalam organisasi. Ada 4 cara yang digunakan dalam pengawasan organisasi terhadap anggotanya yaitu: Pengawasan sederhana , Pengawasan teknis , Pengawasan birokratis, dan Pengawasan konsertif. (Morissan, 2013: 75)
Teori pengawasan organisasi yang terjadi disetiap perusahaan mungkin saja berbeda, di perusahaan ini terdapat segala kegiatan yang terkait dengan teori pengawasan organisasi, keterkaitan atau penerapan teori ini sedikit akan dijelaskan dengan beberapa penjabaran antara lain :
1.      Pengawasan sederhana
Pengawasan sederhana yaitu pengawasan yang dilakukan mengunakan kekuasaan secara langsung yang terbuka. Pengawasan ini turut menjadi dasar pengawasan dalam perusahaan yang dilakukan oleh atasan kepada karyawannya misalnya, pengawasan ini dilakukan oleh direktur utama dalam melancarkan kinerja karyawan, kepercayaan dengan status di bagian masing masing serta adanya breafing atau arahan yang dilakukan seorang supervisor kepada  sales yang dilakukan tiap satu minggu sekali.
2.      Pengawasan teknis
Pengawasan yang menggunakan peralatan atau teknologi seperti telpon atau handing talking, misalnya dalam perusahaan mewajibkan setiap sales memiliki handphone agar informasi yang di dapat atau yang akan disampaikan akan lebih cepat dan efien, pertukaran informasi antara custumer service dan team sales atau antara supervidor dan team sales untuk mengoreksi kinerja dalam bekerja agar pelayanan untuk konsumen bisa lebih efisien. Dengan kata lain, mereka bersedia untuk dihubungi dimana saja dan kapan saja.


3.      Pengawasan Birokratis
Pengawasan yang dilakukan dengan menggunakan aturan-aturan dan prosedur yang formal, sebagai mana dikemukakan Weber. Contohnya seperti peraturan perusahaan yang harus dipatuhi. Contohnya  dalam sebuah perusahaan  aturan jam masuk kerja yang ditentukan pada pukul 08.00 wib, penggunaan seragam yang sudah ditentukan menurut hari, warna jilnan yang harus digunakan pada hari-hari tertentu (bagi yang berhijab), tidak diperbolehkannya pengunaan sandal dalam bekerja untuk team sales dan lain sebagainya.
4.      Pengawasan konsertif
Pengawasan yang dilakukan oleh antar karyawan didalam organisasi, pengawasan ini diterapkan dalam hal komunikasi, biasanya pengawasan ini di dilakukan dengan menggunakan hubungan interpersonal. Pengawasan ini merupakan bentuk kontrol yang paling sulit karena mengandalkan realitas dan nilai yang dimiliki bersama. (Mrrisan, 2013: 80)
Keempat pengawasan yang dilakukan bertujuan untuk tercapainya kedisiplinan dalam sebuah organisasi selain hal tersebut kedisiplinan juga dapat dicapai dengan mewujudkan beberapa cara berikut
1.      Cara Tersamar
Cara yang tidak mencolok (unobtrusive methods), yaitu cara-cara atau metode yang tidak mudah diketahui atau dilihat orang luar, namun menjadi bagian dari keseharian organisasi, misalnya ketentun mengenai jam kerja karyawan.
2.      Cara Kerja Sama
Adalah kerja sama oleh seluruh anggota organisasi untuk menegakan disiplin. Dengan kata lain disiplin dibentuk secara bersama-sama oleh seluruh anggota organisasi. Contohnya seperti pertemuan atau rapat.
3.      Hubungan Sosial
Adalah hubungan dalam organisasi yang melakukan suatu hal menjadi sebuah kebiasaan dalam organsasinya, seperti dalam berinteraksi sosial, bahasa apa yang pantas dan tidak pantas digunakan, non verbal atau verbal. Misalnya contoh pada zaman dahulu hubungan sosialnya ketika ada acara dalam sebuah organisasi pemberitahuannya harus mengirim surat secara langsung atau tatap muka.namun seiring perkembangan teknologi hal ini sudah jarang digunakan, anggota organisasi melakukan komunikasi atau membagi informasi degan cara SMS atau e-mail.
4.      Melalui Motivasi
Instrumen pengawasan yang efektif dimana disini para pelaku organsasi memberikan motivasi mengenai hal-hal yang paling mendasar agar mendorong para anggota organisasi melakukan sesuatu tidak dengan paksaan tapi melakukan sesuatu menang dengan kemauan sendiri.
Dengan demikian organisasi harus memiliki cara untuk mendorong individu yang memiliki berbagai macam kepentingan kedalanm suatu identifikasi bersama dengan organisasi.(Morrisan, 2013 : 81)




Bab 3
Penutup
3.1.  Kesimpulan
Teori Jaringan dan teori Kendali Organisasi, merupakan sebuah teori yang berhubungan dengan Komunikasi Organsasi, jika teori Jaringan lebih menjelaskan mengenai hubungan atau keterhubungan individu dalam sebuah organisasi aka berbeda dengan teori kendali organisasi dimana didalamnya membahas mengenai bagaimana organisasi tersebut melakukan proses jalannya organisasi salah satunya proses-proses pengawasan dalam organisasi.
3.2. Saran
Sebaiknya kita sebagai mahasiswa harus bisa menerapkan teori jaringan dan teori kendali organisasi ii dalam keseharian karena bagi seorang mahasiswa kedua teori ini sangat bermanfaat selain itu dua teori ini juga sangat berguna apaila kita mengikuti sebuah organisasi ataupun untuk langkah kita kedepan menghadapi dunia yang sesungguhnya.

Daftar Pustaka
Morrisan. (2013). Teori Komuniasi. Bogor: Ghalia Indonesia.