Senin, 28 November 2016

TEORI JARINGAN DAN KENDALI ORGANISASI

Bab 1
Pendahuluan
1.1.  Latar Belakang
Teori jaringan atau network didefinisikan sebagai (struktur social yang diciptakan melalui komunikasi diantara sejumlah individu dan kelompok). Ketika orang berkomunikasi dengan orang lain,maka terciptalah hubungan (link) yang merupakan garis-garis komunikasi dalam organisasi. Sebagian dari hubungan itu merupakan jaringan formal yang dibentuk oleh aturan-aturan organisasi,seperti struktur organisasi sebagaimana dikemukakan oleh Weber sebelumnya. (Morrisan. 2013: 50 )
Kita biasanya turut serta membuat jaringan informal melalui teguh sapa yang kita lakukan terhadap rekan kerja atau kantor, menjawab telepon yang bordering atau menulis pesan melalui memo kantor. Dewasa ini, kemampuan untuk membangun hubungan atau link semakin meningkat dengan kehadiran teknologi pesan singkat (sms) melalui telepon genggam atau email melalui internet. Dengan kata lain, hubungan tidak terbentuk hanya melalui tatap muka secara fisik,tetapi juga melalui sarana non fisik. Dengan demikian, hubungan atau relationship terbentuk melalui komunikasi antar anggota organisasi secara terus menerus , dan tentu saja tidaklah mudah mencatat setiap hubungan yang terjadi. Kajian ini menjadi sangat enting dalam komunikasi organisasi karena terkait dengan hubungan yang terjadi dalam organisasi.
1.2.  Rumusan Masalah
1.Apa yang dimaksud Teori Jaringan Organisasi dan Teori Kendali Organisasi?
2. Bagaimana Fungsi dari Teori jaringan dan teori Kendali Organisasi?
1.3. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Apa yang dimaksud Teori Jaringan Organisasi dan  Teori Kendali Organisasi
2. Untuk mengetahui bagaimana Fungsi dari Teori jaringan dan teori Kendali Organisasi
1.4. Manfaat
1. Agar menambah pengetahuan Mahasiswa mengenai Teori-teori Komunikasi khususnya dalam bidang komunikasi organisasi yang berkonsentrasi pada bidang Jarngan organisasi dan kendali organisasi.











Bab 2
Pembahasan
2.1.Pengertian Teori Jaringan (Peter R.Monge, Noshir.S.Contraktor )
Jaringan (network) adalah sebuah sistem operasi yang terdiri atas sejumlah komputer dan perangkat jaringan lainnya yang bekerja bersama-sama untuk mencapai suatu tujuam yang sama atau suatu jaringan kerja yang terdiri dari titik-titik (nodes) yang terhubung satu sama lain, dengan atau tanpa kabel. (Defani, 2016:8)
Sementara Organisasi adalah Organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan manajer mengejar tujuan bersama. Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama. Organisasi merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih
Jaringan atau network didefinisikan sebagai social cultures created by communication among individuals and groups (struktur sosial yang diciptakan melalui komunikasi diantara sejumlah individu dan kelompok). Ketika orang berkomunikasi dengan orang lain, maka terciptalah hubungan (link) yang merupakan garis-garis komunikasi dalam organisasi. Sebagian dari hubungan itu merupakan jaringan formal (formal network) yang dibentuk oleh aturan-aturan organisasi seperti struktur organisasi. Namun jaringan itu hanya mencakup hanya sebagian dari struktur yang terdapat dalam organisasi. Saluran komunikasi nonformal yang terbentuk melalui kontak atau interaksi yang terjadi diantara anggota organisasi setiap harinya.
Gagasan dasar yang penting mengenai Jaringan adalah “keterhubungan” atau keterkaitan (connectedness) yaitu ide bahwa terdapat jalur komunikasi yang relatif stabil antara individu-individu anggota organisasi, Teori jaringan ini berhubungan dengan komunikasi organisasi atau merupakan sub dari komunikasi organisasi, karena pada hakikatnya para individu yang saling berkomunikasi satu sama lain akan saling terhubung dalam kelompok-kelompok yang pada akhirnya akan membetuk jaringan keseluruhan (Morrisan:2013,50)
Jaringan yang biasanya terbentuk pada saat berkomunikasi adalah tegur sapa, menjawab telepon yang berdering, atau menulis pesan melalui memo di kantor, dan sebagainya. Dewasa ini kemampuan untuk membangun hubungan atau link semakin meningkat dengan menggunakan teknologi pesan singkat (SMS), telepon genggam, atau e-mail melalui internet. Dengan kata lain, hubungan tidak hanya terbentuk melalui tatap muka secara fisik, tetapi juga melalui sarana nonfisik. Dengan demikian, hubungan relationship terbentuk melalui komunikasi antar anggota organisasi secara terus menerus dan berkelanjutan sehingga dapat dengan mudah dipantau.gagasan dasar yang sangat penting mengenai jaringan adalah ‘keterhubungan' atau ‘keterkaitan' (connectedness) yaitu ide bahwa terdapat jalur komunikasi yang relatif stabil diantara individu-individu dalam organisasi dan kelompok. Para individu yang saling berkomunikasi antar satu sama lain akan terhubung bersama-sama dalam kelompok-kelompok yang pada gilirannya kelompok-kelompok itu akan saling berhubungan membentuk jaringan keseluruhan.
Jaringan dalam kelompok (group network) terbentuk karena individu cenderung berkomunikasi lebih sering dengan anggota organisasi tertentu lainnya. Organisasi pada dasarnya terbentuk dari kelompok-kelompok yang lebih kecil yang terhubung bersama-sama dalam kelompok-kelompok yang lebih besar dalam jaringan organisasi (organizational network). Skema sederhana gambaran suatu jaringan antara lain adalah :
Jika menganalisis jaringan, maka beberapa hal yang akan terlihat adalah :
  • Cara-cara setiap dua orang berinteraksi atau berhubungan yang disebut dengan analisis dyad.
  • Bagaimana setiap tiga orang saling berinteraksi, yang disebut dengan analisis triad.
  • Dapat pula melakukan analisis kelompok dan bagaimana kelompok kemudian terbagi menjadi beberapa kelompok.
  • Akhirnya cara-cara bagaimana berbagai kelompok itu saling berhubungan satu sama lain dalan suatu jaringan global (global network)
Dari hasil dan pemaparan analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa menurut teori jaringan unit organisasi paling dasar, adalah hubungan di antara dua orang.. Selanjutnya dalam sistem organisasi terdiri atas hubungan yang tak terhitung jumlahnyanyayang membentuk-kelompok-kelompok yang terhubung dengan organisasi.
Hubungan juga dapat menentukan peran jaringan (network role) tertentu yang berarti bahwa anggota menghubungkan beberapa kelompok dalam cara-cara tertentu. Ketika anggota organisasi berkomunikasi satu sama lain, mereka melaksanakan atau memenuhi berbagai peran dalam hubungannya dengan jaringan terdiri atas beberapa peran sebagai jembatan, penghubung, dan pemisah.
Suatu jaringan juga dapat dicirikan dengan sejumlah kualitas yang dimilikinya. Ada beberapa variable yang terkait dengan keterhubungan dengan beberapa individu dalam jaringan, yakni :
2.1.1 Fungsi
Suatu organisasi tidak pernah berdiri atas hanya satu jaringan, tetapi memiliki banyak jaringan yang selalu tumpang tindih. Namun walaupun sebagian jaringan bersifat multifungsi, (multiplex), tetapi jaringan pada umumnya lebih terkonsentrasi dan terfokus pada satu fungsi tersebut dibandingkan fungsi lainnya. Seperti jaringan persahabatan atau afiliasi (misalnya organisasi pecinta alam), jaringan informasi, jaringan produksi, dan jaringan inovasi.

 2.1.2 Tingkat keterhubungan
          Kualitas lain adalah keterhubungan (connectedness), yaitu rasio antara hubungsn ysng sebenarnya dengan kemungkinan hubungsn. Jaringan yang memiliki keterhubungsn tinggi adalah jaringan yang tinggi adalah jaringan yang kuat dan dekat.
2.1.3. Sentralitas dan desentralitas
Sifat lain jaringan adalah sentralitas atau derajat keterhubungan antara individu dan kelompok. Organisasi sangat sentralitis memiliki garis keterhubungan dimulai dari kelompok hingga kesejumlah pusat hubungan. Sistem terdesentralisasi (penyerahan kewenangan )memiliki keterhubungan yang lebih besar diantara para anggota secara keseluruhan dan tidak ada kelompok yang mengontrol hubungan tersebut.
Hubungan dan jaringan juga dapat dicirikan melalui sejumlah kualitas lain yang dimilikinya, yaitu seperti berikut ini :
  • Ada kalanya suatu hubungan bersifat ekslusif, tetapi umumnya hubungan bersifat terbuka atau inklusif
  • Konsep lain adalah sentralitas atau sentrality, yang menunjukkan seberapa luas terhubung dengan orang lain
  • Hubungan juga sangat beragam dalam hal frekuensi dan stabilitasnya, yaitu sebarapa sering hubungan itu terjadi dan seberapa besar hubungan itu dapat diperjkirakan atau diprediksi
  • Hubungan juga dapat ditinjau dari ukurannya, yaitu banyak sedikitnya sejumlah anggota. Pada intinya peneliti jaringan harus melihat berbagai variable yang terkait dengan keterhubungan berbagai individu dalam jaringan.

Terdapat cukup banyak pemikiran yang membahas cara-cara jaringan berfungsi dalam organisasi. Misalnya jaringan dapat :
  • Mengontrol aliran informasi
  • Menyatukan orang-orang dengan kepentingan yang sama
  • Membangun interpretasi yang sama
  • Mendorong pengaruh sosial
  • Memungkinkan terjadinya tukar menukar sumber daya
James Taylor menunjukkan bagaimana koorientasi terbentuk untuk menciptakan kesepakatan organisasi. Pada saat yang sama, interaksi akan mengatur dirinya ke dalam garis-garis komunikasi dan juga pengaruh yang menyebar pada organisasi sebagaimana yang dikemukakan teori jaringan.
Dengan demikian teori Jaringan memberikan gambaran mengenai organisasi, atau lebih tepatnya memberikan berbagai gambarandan menjelaskan salah satu fungsi organisasi Karl Weick memberikan suatu pandangan dari mikro, intreaksi bolak- balik, respons ntuk mencapai  kejelaan memnentukan segala sesuatu.( Morrisan, 2013: 53)
2.2. Teori Kendali Organisasi (Philip Tomkins dan George Cheny )
Philip Tomkins dan George Cheny mengajukan gagasan segar dan bermanfaat terhadap komunikasi organisasi melalui teori mengenai pengawasan atau kontrol organisasi yang berada dalam tradisi sosiokultural. Salah satu perhatian tradisi sosiokultural terhadap organisasi adalah mengrnai struktur dan bentuk organisasi. Menurut tradisi ini, percakapan yang kita lakukan dalam organisasi menciptakan berbagai panduan atau pengertian bersama terhadap struktur organisasi dimungkinkan terjadi melalui struktur makna yang lebih dalam yang muncul dalam percakapan.Percakapan memberikan suatu rasa atau karakter kepada organisasi sepanjang waktu yang membedakannya dari organisasi lainnya. Karakter atau sifat organisasi sering kali disebut dengan budaya organisasi yang terdiri dari berbagai aturan bersama, norma, milai dan tindakan yang bisa digunakan dan diterima dalam organisasi. Ada 4 cara yang digunakan dalam pengawasan organisasi terhadap anggotanya yaitu: Pengawasan sederhana , Pengawasan teknis , Pengawasan birokratis, dan Pengawasan konsertif. (Morissan, 2013: 75)
Teori pengawasan organisasi yang terjadi disetiap perusahaan mungkin saja berbeda, di perusahaan ini terdapat segala kegiatan yang terkait dengan teori pengawasan organisasi, keterkaitan atau penerapan teori ini sedikit akan dijelaskan dengan beberapa penjabaran antara lain :
1.      Pengawasan sederhana
Pengawasan sederhana yaitu pengawasan yang dilakukan mengunakan kekuasaan secara langsung yang terbuka. Pengawasan ini turut menjadi dasar pengawasan dalam perusahaan yang dilakukan oleh atasan kepada karyawannya misalnya, pengawasan ini dilakukan oleh direktur utama dalam melancarkan kinerja karyawan, kepercayaan dengan status di bagian masing masing serta adanya breafing atau arahan yang dilakukan seorang supervisor kepada  sales yang dilakukan tiap satu minggu sekali.
2.      Pengawasan teknis
Pengawasan yang menggunakan peralatan atau teknologi seperti telpon atau handing talking, misalnya dalam perusahaan mewajibkan setiap sales memiliki handphone agar informasi yang di dapat atau yang akan disampaikan akan lebih cepat dan efien, pertukaran informasi antara custumer service dan team sales atau antara supervidor dan team sales untuk mengoreksi kinerja dalam bekerja agar pelayanan untuk konsumen bisa lebih efisien. Dengan kata lain, mereka bersedia untuk dihubungi dimana saja dan kapan saja.


3.      Pengawasan Birokratis
Pengawasan yang dilakukan dengan menggunakan aturan-aturan dan prosedur yang formal, sebagai mana dikemukakan Weber. Contohnya seperti peraturan perusahaan yang harus dipatuhi. Contohnya  dalam sebuah perusahaan  aturan jam masuk kerja yang ditentukan pada pukul 08.00 wib, penggunaan seragam yang sudah ditentukan menurut hari, warna jilnan yang harus digunakan pada hari-hari tertentu (bagi yang berhijab), tidak diperbolehkannya pengunaan sandal dalam bekerja untuk team sales dan lain sebagainya.
4.      Pengawasan konsertif
Pengawasan yang dilakukan oleh antar karyawan didalam organisasi, pengawasan ini diterapkan dalam hal komunikasi, biasanya pengawasan ini di dilakukan dengan menggunakan hubungan interpersonal. Pengawasan ini merupakan bentuk kontrol yang paling sulit karena mengandalkan realitas dan nilai yang dimiliki bersama. (Mrrisan, 2013: 80)
Keempat pengawasan yang dilakukan bertujuan untuk tercapainya kedisiplinan dalam sebuah organisasi selain hal tersebut kedisiplinan juga dapat dicapai dengan mewujudkan beberapa cara berikut
1.      Cara Tersamar
Cara yang tidak mencolok (unobtrusive methods), yaitu cara-cara atau metode yang tidak mudah diketahui atau dilihat orang luar, namun menjadi bagian dari keseharian organisasi, misalnya ketentun mengenai jam kerja karyawan.
2.      Cara Kerja Sama
Adalah kerja sama oleh seluruh anggota organisasi untuk menegakan disiplin. Dengan kata lain disiplin dibentuk secara bersama-sama oleh seluruh anggota organisasi. Contohnya seperti pertemuan atau rapat.
3.      Hubungan Sosial
Adalah hubungan dalam organisasi yang melakukan suatu hal menjadi sebuah kebiasaan dalam organsasinya, seperti dalam berinteraksi sosial, bahasa apa yang pantas dan tidak pantas digunakan, non verbal atau verbal. Misalnya contoh pada zaman dahulu hubungan sosialnya ketika ada acara dalam sebuah organisasi pemberitahuannya harus mengirim surat secara langsung atau tatap muka.namun seiring perkembangan teknologi hal ini sudah jarang digunakan, anggota organisasi melakukan komunikasi atau membagi informasi degan cara SMS atau e-mail.
4.      Melalui Motivasi
Instrumen pengawasan yang efektif dimana disini para pelaku organsasi memberikan motivasi mengenai hal-hal yang paling mendasar agar mendorong para anggota organisasi melakukan sesuatu tidak dengan paksaan tapi melakukan sesuatu menang dengan kemauan sendiri.
Dengan demikian organisasi harus memiliki cara untuk mendorong individu yang memiliki berbagai macam kepentingan kedalanm suatu identifikasi bersama dengan organisasi.(Morrisan, 2013 : 81)




Bab 3
Penutup
3.1.  Kesimpulan
Teori Jaringan dan teori Kendali Organisasi, merupakan sebuah teori yang berhubungan dengan Komunikasi Organsasi, jika teori Jaringan lebih menjelaskan mengenai hubungan atau keterhubungan individu dalam sebuah organisasi aka berbeda dengan teori kendali organisasi dimana didalamnya membahas mengenai bagaimana organisasi tersebut melakukan proses jalannya organisasi salah satunya proses-proses pengawasan dalam organisasi.
3.2. Saran
Sebaiknya kita sebagai mahasiswa harus bisa menerapkan teori jaringan dan teori kendali organisasi ii dalam keseharian karena bagi seorang mahasiswa kedua teori ini sangat bermanfaat selain itu dua teori ini juga sangat berguna apaila kita mengikuti sebuah organisasi ataupun untuk langkah kita kedepan menghadapi dunia yang sesungguhnya.

Daftar Pustaka
Morrisan. (2013). Teori Komuniasi. Bogor: Ghalia Indonesia.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar