BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Analsis media merupakan salah satu
kajian penting yang berhubungan dengan komunikasi media saat ini dijadikan
sumber dalam pengumpulan data. Selain itu media juga benar-benar dianggap
sebagai suatu proses pemberian informasi bagi khalayak.
Kajian analisis media ini menjadi
penting karena saat ini mengingat media bukan lagi sebagai tempat untuk pemberi
informasi melainkan menjadi tempat untuk kepentingan-kepentingan kelompok
tertentu.
1.2.
Rumusan Masalah
1.Apa yang dimaksud dengan analisis
media?
2 Apa saja jenis-jenis media saat ini ?
3.Bagaimana hasil analisis dari
informasi yang disajikan media saat ini?
1.3.
Tujuan
1.Untuk mengetahui apa yang dimaksud
dengan analisis media
2.untuk mengetahui apa saja jenis-jenis
media saat ini
3.Untuk mengetahui Bagaimana hasil analisis dari
informasi yang disajikan media saat ini.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Analisis Media
Menurut
Komarrudin analisis merupakan suatu kegiatan berfikir untuk menguraikan suatu
keseluruhan menjadi komponen sehingga dapat mengenal tanda-tanda dari setiap
komponen, hubungan satu sama lain dan fungsi masing-masing dalam suatu
keseluruhan yang terpadu.
Menurut
Arsyad, 2002; Sadiman, dkk., 1990, mengatakan bahwa media (bentuk jamak dari
kata medium), merupakan kata yang berasal dari bahasa latin medius, yang secara
harfiah berarti 'tengah', 'perantara' atau 'pengantar'.
Menurut
National Education Asociation (NEA): Media adalah sarana komunikasi dalam
bentuk cetak maupun audio visual, termasuk teknologi perangkat kerasnya.
Analisis
media merupakan salah satu pendekatan yang didalamnya menjelaskan mengenai,
berbagai masalah komunikasi, apa efek dari komunikasi? Pada hakikatnya media
menjadi perantara para pelaku komunikasi dalam hal ini berkomunikasi dengan
media dan apa dampak atau akibat dari media tersebut dalam hal komunikasi.
Media
dalam hal komunikasi bisa berdampak banyak pada khalayak. Berbicara tentang
media maka banyak sekali para peneliti yang membuktikan bahwa media sangat
memiliki pengaruh yang besar pada khalayak atau massa baik itu berdampak
positif maupun negatif. Sampai banyak teori-teori yang menjelaskan dampak media
itu sendiri, contohnya sebagai berikut
Teori
Agenda Setting yang diperkenalkan oleh McCombs dan DL Shaw dalam Public Opion
Quarterly tahun 1972 (Burhanudin,2011:281) yang menjelaskan bahwa media memberi
penekanan pada peristiwa tertentu, sebagai contoh misalkan di Indonesia sedang
berlangsung Kampanye untuk pemilihan umum maka media selaku wadah yang berkuasa
menetapkan agenda yang ditayangkan baik pagi, siang hingga malam yang
ditayangkan terus saja mengenai kampanye sehingga dengan ditayangkan terus
menerus oleh media membuat khalayak hanya membahas dan berpendapat tentang apa
yang diberitakan media saja.
Yang
kedua ada asumsi teori Uses and Gratification, teori komunikasi massa ini jika
dianalogikan maka fungsi khalayak adalah sebagai remote jika dalam televisi,
artinya khalayak boleh memilih tayangan apa yang disediakan oleh media jika
khalayak tidak menyukai tayangan dari media maka khalayak boleh memindahkannya
ke tayangan yang disukainya.
2.2. Jenis-jenis Media
Jenis-
jenis media secara umum dapat dibagi menjadi:
1. Media
Visual: media visual adalah media yang bisa dilihat, dibaca dan diraba. Media
ini mengandalkan indra penglihatan dan peraba. Berbagai jenis media ini sangat
mudah untuk didapatkan. Contoh media yang sangat banyak dan mudah untuk
didapatkan maupun dibuat sendiri. Contoh: media foto, gambar, komik, gambar
tempel, poster, majalah, buku, miniatur, alat peraga dan sebagainya.
2. Media
Audio: media audio adalah media yang bisa didengar saja, menggunakan indra
telinga sebagai salurannya. Contohnya: suara, musik dan lagu, alat musik, siaran
radio dan kaset suara atau CD dan sebagainya.
3. Media
Audio Visual: media audio visual adalah media yang bisa didengar dan dilihat
secara bersamaan. Media ini menggerakkan indra pendengaran dan penglihatan
secara bersamaan. Contohnya: media drama, pementasan, film, televisi dan media
yang sekarang menjamur, yaitu VCD. Internet termasuk dalam bentuk media audio
visual, tetapi lebih lengkap dan menyatukan semua jenis format media, disebut
Multimedia karena berbagai format ada dalam internet.
Dunia
ini dengan segala isi dan peristiwanya tidak bisa melepaskan diri dari
kaitannya dengan media demikian juga media tidak bisa melepaskan diri dari
segala hal yang terjadi didunia ini. Dalam kajian manajemen komunikasi media
yang berperan adalah media massa.Hubungan antara keduanya sangatlah erat
sehingga menjadi saling bergantung dan saling membutuhkan. Segala isi dan
peristiwa yang ada di dunia menjadi sumber informasi bagi media massa. Selain
menjadi sarana dan prasarana komunikasi, media massa juga mempunyai tugas dan
kewajiban untuk mengakomodasi segala jenis isi dan peristiwa di dunia ini
melalui pemberitaan atau publikasinya dalam aneka wujud. Institusi media
memproduksi dan menyebarkan informasi yang berupa produk budaya atau pesan yang
mencerminkan budaya dalam masyarakat kepada publik secara luas agar produk atau
pesan tersebut dapat digunakan dan dikonsumsi oleh publik. Dengan demikian
keberadaan media massa sebagai sistem tersendiri tidak bisa dilepaskan dari
sistem kemasyarakatan yang lebih luas (politik, ekonomi, Sosial dan budaya).
Media
massa adalah sesuatu yang dapat digunakan oleh segala bentuk komunikasi, baik
komunikasi personal maupun komunikasi kelompok dan komunikasi massa (Atang
Syamsuddin). Secara universal tujuannya adalah:
1).Informasi;
2).Hiburan;
3).Pendidikan;
4).Propaganda/pengaruh
5).Pertanggung
jawaban sosial.
Sesuai
perkembangannya media massa berwujud dalam media cetak (Koran, majalah,
bulletin) dan media elektronik (TV, radio dan internet). Dari berbagai macam
media massa tersebut mempunyai ciri khas masing-masing baik dalam isi dan
pengemasan beritanya, maupun dalam tampilan serta tujuan dasarnya. Perbedaan
ini di latarbelakangi oleh kepentingan yang berbeda dari masing-masing media
massa. Ada yang bermotif politik, ekonomi, agama dan sebagainya. Seperti yang
dikatakan oleh Bambang Harimukti bahwa media masa merupakan kumpulan banyak
organisasi dan manusia dengan segala kepentingannya yang beragam, bahkan
termasuk yang saling bertentangan.
2.3. Fungsi Analisis Media
1.
Media adalah agen konstruksi. Kaum konstruksionis memandang media bukanlah
saluran yang bebas, ia juga subjek yang mengkonstruksi realitas, lengkap dengan
pandangan, bias, dan pemihakannya. Disini media dipandang sebagai agen
konstruksi sosial yang mendefiniskan realitas.
2.
Khalayak mempunyai penafsiran tersendiri atas berita. Kaum konstruksionis
memandang bahwa khalayak bukanlah subjek yang pasif, melainkan subjek yang
aktif dalam menafsirkan apa yang dibaca, ditonton ataupun didengar.
3.
Media dari perannya sebagai penyedia informasi dan komunikasi bagi khalayak
kini merubah peran dan fungsinya sebagai alat untuk kepentingan kelompok
tertentu.
2.4. Posedur Analisis Media
1.Analisis
Isi
Analisis
isi berhubungan dengan isi komunikasi dan dilakukan terhadap keseluruhan pesan
seperti pada kata, kalimat, paragraf, space, waktu dan tempat penulisan dan
sebagainya sehngga dapat diketahui isi pesan secara keseluruhan. Objek analisis
isi adalah isi komunikasi secara gramatikal.
2.
Analisis Framing
Analisis
framing (frame analysis) berusaha untuk menentukan kunci-kunci tema dalam
sebuah teks dan menunjukkan bahwa latar belakang budaya membentuk pemahaman
kita terhadap sebuah peristiwa. Dalam mempelajari media, analisis bingkai
menunjukan bagaimana aspek-aspek struktur dan bahasa berita mempengaruhi
aspek-aspek yang lain dan merupakan dasar struktur kognitif yang memandu
persepsi dan representasi realitas untuk membongkar ideologi di balik penulisan
informasi.
3.
Analisis wacana
Analisis
wacana menekankan pada konstelasi kekuatan yang terjadi pada proses produksi
dan reproduksi makna. Bahasa tidak dipahami sebagai medium netral yang terletak
di luar diri si pembicara. Bahasa dipahami sebagai representasi yang berperan
dalam membentuk subyek tertentu, tema-tema wacana tertentu, maupun
strategi-strategi di dalamnya. Oleh karena itu analisis wacana dipakai untuk
membongkar kuasa yang ada dalam setiap proses bahasa; batasan-batasan apa yang
diperkenankan menjadi wacana, perspektif yang mesti dipakai, topik apa yang
dibicarakan. Wacana melihat bahasa selalu terlibat dalam hubungan kekuasaan.
Karena memakai perspektif kritis, analisis wacana kategori ini disebut juga
dengan analisis wacana kritis.
4.
Analisis semiotik
Merupakan
studi sistematis mengenai produksi dan interpretasi tanda, bagaimana cara
kerjanya dan apa manfaatnya terhadap kehidupan.
2.5. Analisis Kasus
1.
Analisis Media Koran
Riau
Pos
Edisi
Kamis, 25 April 2013
Pelaksanaan Ujian
Nasional 2013 Tingkat SMP Sederajat
Sudut
pandang koran Riau Pos masih menemukan kendala pada pendistribusian soal UN
tingkat SMP sederajat, begitu pula sudut pandang dari Riau Televisi pada
program berita Detak Riau Malam.
Namun,
pada pemberitaan Riau Pos dalam tulisannya lebih menguraikan dari banyak data
informasi, tidak hanya pantauan pelaksanaan UN di Pekanbaru saja. Pemberitaan
Riau Pos juga lebih banyak mencantumkan beberapa pendapat diantaranya ungkapan
dari Komisi I DPRD Dumai beserta Sekretaris Dinas Pendidikan Dumai, Kepala
Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru dan Ketua UN Riau.
Sedangkan
pada pemberitaan Detak Riau Malam data pemberitaanya lebih kepada penayangan
dari data yang dianggap paling penting untuk disampaikan namun tetap bersifat
jelas dan singkat dengan didukung tampilan gambar atau video serta hanya
menampilkan pendapat dari Wali Kota Pekanbaru dan Kepala Dinas Pekanbaru saja.
Pelaksanaan ISG Di Riau
Pemberitaan
Riau Pos menuliskan pelaksanaan ISG di Riau hendaknya didukung dengan antusias
masyarakat, hal ini dituliskan Riau Pos dengan mencantumkan ungkapan tokoh
masyarakat Pekanbaru. Dalam Tulisannya Riau Pos menjelaskan sangat terperinci
akan usaha Riau untuk tetap menjadi tuan rumah ISG III agar tidak di pindahkan
ke Jakarta.
Sedangkan
dalam pemberitaan Riau Televisi pada program Detak Riau Malam tidaklah terlalu
memberitakan usaha Riau untuk menjadi tuan rumah ISG III, Detak Riau Malam
lebih menayangkan pendapat Menpora untuk memindahkan pelaksanaan ISG III ke
Jakarta sebagai tuan rumah dengan alasan sebagai antisipasi menghindari malu
dari Negar peserta ISG III apabila Riau tidak siapa dalam pelaksanaanya.
(Diakses Hari Selasa tanggal
08-11-2016 pukul 18.20)
2.
Analisis Media Televisi
Seperti
yang telah disinggung di atas bahwa berita adalah realitas hasil konstruksi
yang pada akhirnya realitas yang ada di dunia ini tidaklah bersifat objektif.
Semuanya memiliki subjektifitas dari yang membuat maupun yang menerima realitas
itu, perspektif atau cara pandang dalam realitas juga mempengaruhi terhadap
penilaian sesuatu realitas. Praktik pemantauan media dapat dilakukan dengan
mengamati dan menganalisis produk
media, baik media cetak maupun media
elektronik (radio dan televisi) dengan berfokus pada aspek-aspek antara lain: Kepentingan
kekuasaan politik,Kepentingan kekuasaan ekonomi, Kepentingan kekuasaan
budaya/komunalisme, Kepentingan media massa , Kolusi antara media massa dan
kekuasaan (politik, ekonomi, budaya/komunalisme).
Quick
Count hasil PilPres 2014
Dalam
mengumumkan hasil perhitungan cepat atau Quick Count hasil PilPres 2014, kedua
media juga berbeda, dalam waktu yang bersamaan, TV one memenangkan Prabowo, sedangkan Metro
TV menampilkan Jokowi yang lebih unggul.
Hal ini tidak mengherankan karena pemilik TV one adalah Aburizal Bakri , ketua umum Golkar , yang
waktu itu Golkar bergabung dengan
Gerindra menjagokan Prabowo ketua umum Gerindra sebagai Calon Presiden RI
yang ketujuh . Demikian juga Metro Tv
yang pemiliknya Surya Paloh menjagokan Jokowi sebagai Presiden dalam PilPres
2014. Perbedaan pandangan politik pemilik kedua stasiun TV tersebut sangat
mempengaruhi penyajian berita pada
setiap acara pemberi taannya, cenderung
berat sebelah terhadap salah satu golongan yang dibelanya. Misalnya mengundang sumber berita yang berpandangan sesuai dengan pandangan
politik pemilik stasiun TV.
(Diakses Hari Selasa tanggal
08-11-2016 pukul 18.20)
Disini
dapat kita analisis bahwa Sebuah Media harus besifat netral , tidak berpihak
dan obyektif dalam menyajikan sebuah
berita, tapi kenyataannya tidak bisa dipungkiri unsur siapa yang berada dibalik
media tersebut mempengaruhi keberpihakan
media tersebut pada suatu
golongan tertentu . Bukan menjadi rahasia umum lagi, sejak Pemilu Presiden 2014 kedua media TV tersebut saling bertentangan,
TV one membela matia-matian Prabowo Subianto
sedangka n Metro TV berpihak kepada
Jokowi.
Independensi
atau objektivitas stasiun tv sangat dibutuhkan oleh masyarakat, namun sejak
pilpres 2014 hal itu telah berubah, selain metro tv, pesaing mereka tvone juga
tak jauh berbeda, mungkin seandainya Prabowo menang, maka tvone pun berpotensi
menjadi corong pemerintah. Kini masyarakat Indonesia harus lebih jeli dan
pintar dalam menerima pemberitaan, tidak menelan bulat-bulat berita yang
datang, namun perlu dikaji dan di cari pembandingnya baru dianalisa mana yang lebih
kredibel. Sebenarnya tidak masalah suatu stasiun tv memberitakan positif
kebijakan pemerintah selama kebijakannya itu pro rakyat dan bagus untuk
kemajuan negara dan rakyatnya, namun jika kebijakan pemerintah itu merugikan
sebagian besar masyarakat masih dibela juga, itu namanya terlalu. Harapan kita
agar media bersifat obyektif dan seimbang dalam menayangkan pemberitaannya
nampaknya agak sulit sekarang ini, karena sebagian besar media terutama media
mainstream telah terafiliasi dengan kepentingan-kepentingan politik tertentu.
BAB 3
PENUTUP
3.1.Simpulan
Media
ialah alat atau wadah untuk memberikan
informasi kepada khalayak luas. Media massa sangatlah penting kehadirannya pada
saat kini. Selain untuk memberikan informasi, edukasi serta sebagai penghibur
juga sebagai alat kontrol sosial. Namun kehadiran media massa kini tergantung
bagaimana kelola atau manajemen media massa itu sendiri mengemas
produk-produknya untuk mencuri perhatian khalayak.
Analisis
media menjadi kajian penting dalam komunikasi karena dalam proses menganalisis
didalamnya terdapat kajian-kajian perencanaan, pengumpulan data dan lainnya.
3.2.Saran
Media
sebagai wadah informasi bagi khalayak harusnya memberikan informasi yang
obyektif dan tidak hanya berdasarkan kepentingan-kepentingan tertentu agar
masyarkat dapat mendapatkan informasi yang benar dan membuat masyarakat percaya
pada media tersebut, jika media tidak memberikan informasi selayaknya informasi
yang benar akan berakibat hilangnya kepercayaan dari masyarkat terhadap media
tersebut.
Menurut Komarrudin analisis merupakan suatu kegiatan berfikir untuk menguraikan suatu keseluruhan menjadi komponen sehingga dapat mengenal tanda-tanda dari setiap komponen, hubungan satu sama lain dan fungsi masing-masing dalam suatu keseluruhan yang terpadu.
BalasHapusKata kerja mental