Bab 1
Pendahuluan
1.1. Latar
Belakang
Teori
jaringan atau network didefinisikan sebagai (struktur social yang diciptakan
melalui komunikasi diantara sejumlah individu dan kelompok). Ketika orang
berkomunikasi dengan orang lain,maka terciptalah hubungan (link) yang merupakan
garis-garis komunikasi dalam organisasi. Sebagian dari hubungan itu merupakan
jaringan formal yang dibentuk oleh aturan-aturan organisasi,seperti struktur
organisasi sebagaimana dikemukakan oleh Weber sebelumnya. (Morrisan. 2013: 50 )
Kita
biasanya turut serta membuat jaringan informal melalui teguh sapa yang kita
lakukan terhadap rekan kerja atau kantor, menjawab telepon yang bordering atau
menulis pesan melalui memo kantor. Dewasa ini, kemampuan untuk membangun
hubungan atau link semakin meningkat dengan kehadiran teknologi pesan singkat
(sms) melalui telepon genggam atau email melalui internet. Dengan kata lain,
hubungan tidak terbentuk hanya melalui tatap muka secara fisik,tetapi juga
melalui sarana non fisik. Dengan demikian, hubungan atau relationship terbentuk
melalui komunikasi antar anggota organisasi secara terus menerus , dan tentu
saja tidaklah mudah mencatat setiap hubungan yang terjadi. Kajian ini menjadi
sangat enting dalam komunikasi organisasi karena terkait dengan hubungan yang
terjadi dalam organisasi.
1.2. Rumusan
Masalah
1.Apa yang
dimaksud Teori Jaringan Organisasi dan Teori Kendali Organisasi?
2.
Bagaimana Fungsi dari Teori jaringan dan teori Kendali Organisasi?
1.3. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Apa yang dimaksud Teori Jaringan Organisasi dan Teori Kendali Organisasi
2. Untuk mengetahui bagaimana Fungsi dari Teori jaringan dan teori
Kendali Organisasi
1.4. Manfaat
1. Agar menambah pengetahuan Mahasiswa mengenai Teori-teori Komunikasi
khususnya dalam bidang komunikasi organisasi yang berkonsentrasi pada bidang
Jarngan organisasi dan kendali organisasi.
Bab 2
Pembahasan
2.1.Pengertian Teori Jaringan (Peter
R.Monge, Noshir.S.Contraktor )
Jaringan (network) adalah sebuah sistem operasi yang
terdiri atas sejumlah komputer dan perangkat jaringan lainnya yang bekerja
bersama-sama untuk mencapai suatu tujuam yang sama atau suatu jaringan kerja
yang terdiri dari titik-titik (nodes) yang terhubung satu sama lain, dengan
atau tanpa kabel. (Defani, 2016:8)
Sementara Organisasi adalah Organisasi adalah suatu
pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan
manajer mengejar tujuan bersama. Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan
manusia untuk mencapai tujuan bersama. Organisasi merupakan suatu sistem
aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih
Jaringan atau network didefinisikan
sebagai social cultures created by
communication among individuals and groups (struktur sosial yang
diciptakan melalui komunikasi diantara sejumlah individu dan kelompok). Ketika
orang berkomunikasi dengan orang lain, maka terciptalah hubungan (link) yang merupakan garis-garis
komunikasi dalam organisasi. Sebagian dari hubungan itu merupakan jaringan
formal (formal network) yang
dibentuk oleh aturan-aturan organisasi seperti struktur organisasi. Namun
jaringan itu hanya mencakup hanya sebagian dari struktur yang terdapat dalam
organisasi. Saluran komunikasi nonformal yang terbentuk melalui kontak atau
interaksi yang terjadi diantara anggota organisasi setiap harinya.
Gagasan dasar yang penting mengenai
Jaringan adalah “keterhubungan” atau keterkaitan (connectedness) yaitu ide
bahwa terdapat jalur komunikasi yang relatif stabil antara individu-individu
anggota organisasi, Teori jaringan ini berhubungan dengan komunikasi organisasi
atau merupakan sub dari komunikasi organisasi, karena pada hakikatnya para
individu yang saling berkomunikasi satu sama lain akan saling terhubung dalam
kelompok-kelompok yang pada akhirnya akan membetuk jaringan keseluruhan
(Morrisan:2013,50)
Jaringan yang biasanya terbentuk pada saat
berkomunikasi adalah tegur sapa, menjawab telepon yang berdering, atau menulis
pesan melalui memo di kantor, dan sebagainya. Dewasa ini kemampuan untuk
membangun hubungan atau link
semakin meningkat dengan menggunakan teknologi pesan singkat (SMS), telepon
genggam, atau e-mail melalui internet. Dengan kata lain, hubungan tidak hanya
terbentuk melalui tatap muka secara fisik, tetapi juga melalui sarana nonfisik.
Dengan demikian, hubungan relationship
terbentuk melalui komunikasi antar anggota organisasi secara terus menerus dan
berkelanjutan sehingga dapat dengan mudah dipantau.gagasan dasar yang sangat
penting mengenai jaringan adalah ‘keterhubungan' atau ‘keterkaitan' (connectedness) yaitu ide bahwa
terdapat jalur komunikasi yang relatif stabil diantara individu-individu dalam
organisasi dan kelompok. Para individu yang saling berkomunikasi antar satu
sama lain akan terhubung bersama-sama dalam kelompok-kelompok yang pada
gilirannya kelompok-kelompok itu akan saling berhubungan membentuk jaringan
keseluruhan.
Jaringan dalam kelompok (group network) terbentuk karena
individu cenderung berkomunikasi lebih sering dengan anggota organisasi
tertentu lainnya. Organisasi pada dasarnya terbentuk dari kelompok-kelompok
yang lebih kecil yang terhubung bersama-sama dalam kelompok-kelompok yang lebih
besar dalam jaringan organisasi (organizational
network). Skema sederhana gambaran suatu jaringan antara lain adalah :
Jika menganalisis jaringan, maka beberapa
hal yang akan terlihat adalah :
- Cara-cara setiap dua orang berinteraksi atau
berhubungan yang disebut dengan analisis
dyad.
- Bagaimana setiap tiga orang saling berinteraksi,
yang disebut dengan analisis
triad.
- Dapat pula melakukan analisis kelompok dan
bagaimana kelompok kemudian terbagi menjadi beberapa kelompok.
- Akhirnya cara-cara bagaimana berbagai kelompok
itu saling berhubungan satu sama lain dalan suatu jaringan global (global network)
Dari hasil dan pemaparan analisis tersebut
dapat disimpulkan bahwa menurut teori jaringan unit organisasi paling dasar,
adalah hubungan di antara dua orang.. Selanjutnya dalam sistem organisasi
terdiri atas hubungan yang tak terhitung jumlahnyanyayang
membentuk-kelompok-kelompok yang terhubung dengan organisasi.
Hubungan juga dapat menentukan peran
jaringan (network role) tertentu
yang berarti bahwa anggota menghubungkan beberapa kelompok dalam cara-cara
tertentu. Ketika anggota organisasi berkomunikasi satu sama lain, mereka
melaksanakan atau memenuhi berbagai peran dalam hubungannya dengan jaringan
terdiri atas beberapa peran sebagai jembatan, penghubung, dan pemisah.
Suatu jaringan juga dapat dicirikan dengan
sejumlah kualitas yang dimilikinya. Ada beberapa variable yang terkait dengan
keterhubungan dengan beberapa individu dalam jaringan, yakni :
2.1.1 Fungsi
Suatu organisasi tidak
pernah berdiri atas hanya satu jaringan, tetapi memiliki banyak jaringan yang
selalu tumpang tindih. Namun walaupun sebagian jaringan bersifat multifungsi, (multiplex), tetapi jaringan pada
umumnya lebih terkonsentrasi dan terfokus pada satu fungsi tersebut
dibandingkan fungsi lainnya. Seperti jaringan persahabatan atau afiliasi
(misalnya organisasi pecinta alam), jaringan informasi, jaringan produksi, dan
jaringan inovasi.
2.1.2 Tingkat keterhubungan
Kualitas lain adalah keterhubungan (connectedness),
yaitu rasio antara hubungsn ysng sebenarnya dengan kemungkinan hubungsn.
Jaringan yang memiliki keterhubungsn tinggi adalah jaringan yang tinggi adalah
jaringan yang kuat dan dekat.
2.1.3. Sentralitas dan desentralitas
Sifat lain jaringan
adalah sentralitas atau derajat keterhubungan antara individu dan kelompok.
Organisasi sangat sentralitis memiliki garis keterhubungan dimulai dari
kelompok hingga kesejumlah pusat hubungan. Sistem terdesentralisasi (penyerahan
kewenangan )memiliki keterhubungan yang lebih besar diantara para anggota
secara keseluruhan dan tidak ada kelompok yang mengontrol hubungan tersebut.
Hubungan dan jaringan juga dapat dicirikan
melalui sejumlah kualitas lain yang dimilikinya, yaitu seperti berikut ini :
- Ada kalanya suatu hubungan bersifat ekslusif,
tetapi umumnya hubungan bersifat terbuka atau inklusif
- Konsep lain adalah sentralitas atau sentrality, yang menunjukkan
seberapa luas terhubung dengan orang lain
- Hubungan juga sangat beragam dalam hal frekuensi
dan stabilitasnya, yaitu sebarapa sering hubungan itu terjadi dan seberapa
besar hubungan itu dapat diperjkirakan atau diprediksi
- Hubungan juga dapat ditinjau dari ukurannya,
yaitu banyak sedikitnya sejumlah anggota. Pada intinya peneliti jaringan
harus melihat berbagai variable yang terkait dengan keterhubungan berbagai
individu dalam jaringan.
Terdapat cukup banyak pemikiran yang
membahas cara-cara jaringan berfungsi dalam organisasi. Misalnya jaringan dapat
:
- Mengontrol aliran informasi
- Menyatukan orang-orang dengan kepentingan yang
sama
- Membangun interpretasi yang sama
- Mendorong pengaruh sosial
- Memungkinkan terjadinya tukar menukar sumber daya
James Taylor menunjukkan bagaimana
koorientasi terbentuk untuk menciptakan kesepakatan organisasi. Pada saat yang
sama, interaksi akan mengatur dirinya ke dalam garis-garis komunikasi dan juga
pengaruh yang menyebar pada organisasi sebagaimana yang dikemukakan teori
jaringan.
Dengan demikian teori Jaringan memberikan
gambaran mengenai organisasi, atau lebih tepatnya memberikan berbagai
gambarandan menjelaskan salah satu fungsi organisasi Karl Weick memberikan
suatu pandangan dari mikro, intreaksi bolak- balik, respons ntuk mencapai kejelaan memnentukan segala sesuatu.(
Morrisan, 2013: 53)
2.2. Teori Kendali Organisasi (Philip Tomkins dan George Cheny )
Philip Tomkins dan George Cheny mengajukan
gagasan segar dan bermanfaat terhadap komunikasi organisasi melalui teori
mengenai pengawasan atau kontrol organisasi yang berada dalam tradisi
sosiokultural. Salah satu perhatian tradisi sosiokultural terhadap organisasi
adalah mengrnai struktur dan bentuk organisasi. Menurut tradisi ini, percakapan
yang kita lakukan dalam organisasi menciptakan berbagai panduan atau pengertian
bersama terhadap struktur organisasi dimungkinkan terjadi melalui struktur
makna yang lebih dalam yang muncul dalam percakapan.Percakapan memberikan suatu
rasa atau karakter kepada organisasi sepanjang waktu yang membedakannya dari
organisasi lainnya. Karakter atau sifat organisasi sering kali disebut dengan budaya
organisasi yang terdiri dari berbagai aturan bersama, norma, milai dan tindakan
yang bisa digunakan dan diterima dalam organisasi. Ada 4 cara yang digunakan dalam pengawasan organisasi
terhadap anggotanya yaitu: Pengawasan sederhana , Pengawasan teknis ,
Pengawasan birokratis, dan Pengawasan konsertif. (Morissan, 2013: 75)
Teori pengawasan organisasi yang terjadi
disetiap perusahaan mungkin saja berbeda, di perusahaan ini terdapat segala
kegiatan yang terkait dengan teori pengawasan organisasi, keterkaitan atau
penerapan teori ini sedikit akan dijelaskan dengan beberapa penjabaran antara
lain :
1. Pengawasan sederhana
Pengawasan sederhana yaitu pengawasan yang
dilakukan mengunakan kekuasaan secara langsung yang terbuka. Pengawasan ini
turut menjadi dasar pengawasan dalam perusahaan yang dilakukan oleh atasan
kepada karyawannya misalnya, pengawasan ini dilakukan oleh direktur utama dalam
melancarkan kinerja karyawan, kepercayaan dengan status di bagian masing masing
serta adanya breafing atau arahan yang dilakukan seorang supervisor kepada sales yang dilakukan tiap satu minggu sekali.
2. Pengawasan teknis
Pengawasan yang menggunakan peralatan atau
teknologi seperti telpon atau handing talking, misalnya dalam perusahaan
mewajibkan setiap sales memiliki handphone agar informasi yang di dapat atau
yang akan disampaikan akan lebih cepat dan efien, pertukaran informasi antara
custumer service dan team sales atau antara supervidor dan team sales untuk
mengoreksi kinerja dalam bekerja agar pelayanan untuk konsumen bisa lebih
efisien. Dengan kata lain, mereka bersedia untuk dihubungi dimana saja dan
kapan saja.
3. Pengawasan Birokratis
Pengawasan yang dilakukan dengan
menggunakan aturan-aturan dan prosedur yang formal, sebagai mana dikemukakan
Weber. Contohnya seperti peraturan perusahaan yang harus dipatuhi.
Contohnya dalam sebuah perusahaan aturan jam masuk kerja yang ditentukan pada
pukul 08.00 wib, penggunaan seragam yang sudah ditentukan menurut hari, warna
jilnan yang harus digunakan pada hari-hari tertentu (bagi yang berhijab), tidak
diperbolehkannya pengunaan sandal dalam bekerja untuk team sales dan lain
sebagainya.
4. Pengawasan konsertif
Pengawasan yang dilakukan oleh antar
karyawan didalam organisasi, pengawasan ini diterapkan dalam hal komunikasi,
biasanya pengawasan ini di dilakukan dengan menggunakan hubungan interpersonal.
Pengawasan ini merupakan bentuk kontrol yang paling sulit karena mengandalkan
realitas dan nilai yang dimiliki bersama. (Mrrisan, 2013: 80)
Keempat pengawasan yang dilakukan
bertujuan untuk tercapainya kedisiplinan dalam sebuah organisasi selain hal
tersebut kedisiplinan juga dapat dicapai dengan mewujudkan beberapa cara
berikut
1. Cara Tersamar
Cara yang tidak mencolok
(unobtrusive methods), yaitu cara-cara atau metode yang tidak mudah diketahui
atau dilihat orang luar, namun menjadi bagian dari keseharian organisasi,
misalnya ketentun mengenai jam kerja karyawan.
2. Cara Kerja Sama
Adalah kerja sama oleh
seluruh anggota organisasi untuk menegakan disiplin. Dengan kata lain disiplin
dibentuk secara bersama-sama oleh seluruh anggota organisasi. Contohnya seperti
pertemuan atau rapat.
3. Hubungan Sosial
Adalah hubungan dalam
organisasi yang melakukan suatu hal menjadi sebuah kebiasaan dalam
organsasinya, seperti dalam berinteraksi sosial, bahasa apa yang pantas dan
tidak pantas digunakan, non verbal atau verbal. Misalnya contoh pada zaman
dahulu hubungan sosialnya ketika ada acara dalam sebuah organisasi
pemberitahuannya harus mengirim surat secara langsung atau tatap muka.namun
seiring perkembangan teknologi hal ini sudah jarang digunakan, anggota
organisasi melakukan komunikasi atau membagi informasi degan cara SMS atau
e-mail.
4. Melalui Motivasi
Instrumen pengawasan
yang efektif dimana disini para pelaku organsasi memberikan motivasi mengenai
hal-hal yang paling mendasar agar mendorong para anggota organisasi melakukan
sesuatu tidak dengan paksaan tapi melakukan sesuatu menang dengan kemauan
sendiri.
Dengan demikian organisasi harus memiliki
cara untuk mendorong individu yang memiliki berbagai macam kepentingan kedalanm
suatu identifikasi bersama dengan organisasi.(Morrisan, 2013 : 81)
Bab 3
Penutup
3.1. Kesimpulan
Teori Jaringan dan teori Kendali Organisasi, merupakan
sebuah teori yang berhubungan dengan Komunikasi Organsasi, jika teori Jaringan
lebih menjelaskan mengenai hubungan atau keterhubungan individu dalam sebuah
organisasi aka berbeda dengan teori kendali organisasi dimana didalamnya
membahas mengenai bagaimana organisasi tersebut melakukan proses jalannya
organisasi salah satunya proses-proses pengawasan dalam organisasi.
3.2. Saran
Sebaiknya kita sebagai mahasiswa harus bisa menerapkan
teori jaringan dan teori kendali organisasi ii dalam keseharian karena bagi
seorang mahasiswa kedua teori ini sangat bermanfaat selain itu dua teori ini
juga sangat berguna apaila kita mengikuti sebuah organisasi ataupun untuk
langkah kita kedepan menghadapi dunia yang sesungguhnya.
Daftar Pustaka
Morrisan. (2013). Teori Komuniasi. Bogor: Ghalia Indonesia.